Ayo Bergabung!

Tampilkan postingan dengan label #testimoni. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #testimoni. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 September 2017

Seorang Ibu Mengungkap Ketidakakuratan VCT dan Penyalahgunaan ARV

Salah satu testimoni dari MS lover di grup MAHA STAR, yang secara tidak sengaja mengungkap fakta tentang tes VCT yang tidak valid dan berubah-ubah, juga efek samping dan penyalahgunaan ARV di masyarakat.
Berikut copy-paste dari grup (dengan perbaikan penulisan):

____________________________________________________
"Salam maha star ..
Tman2 smua saya di sini bukan bermaksud pro/kontra dengan arv, tpi saya di sini akan mnjlaskan sesuai dgn kenyataan pengalaman saya sendiri:

Saat hamil saya divonis positif HIV, dan saya dirujuk di pengobatan HIV, saya periksa ulang namun negatif, dan sya bersikukuh melawan, tapi pihak PKM memaksa saya melahirkan d RSU, setelah di RSU saya dimintai tanda tangan persetujuan tes HIV setelah OPERASI sya berusaha cepat sembuh agar anak saya tidak mendapat obat keras itu terlalu lama, saya di RS hanya 2 hari.
Saat saya pulang, saya meminta hasil tes HIV saya tapi semuanya tidak ada yg memberi jawaban pasti hingga saya pulang saja.

Kmudian saat kontrol tumbuh kembang anak, saya disuruh ambil obat ARV utk anak dan saya mengiyakan.
Setibanya saya di pengobatan khusus HIV, banyak org yg mengantri mengambil obat dan saya juga menunggu dan di sinilah saya menemukan fakta yg sangat mencengangkan. Rahasia besar tentang penyakit HIV langsung dr konselor dan pengguna ARV.

FAKTA 1
Karna saya sebelumnya bersikukuh saya tdk sakit, maka mereka hafal dg saya, dan saya saat itu berbincang dengan konselor X, 
saya: kok bisa hasil berbeda sedangkan jika positif mka akan positif
X: bisa jadi karena masa jndela, dan lab yg nakal.
Saya: lab yg nakal mksdnya gmna?
X: tes reagen yg bwat HIV bisa jdi sudah expired tpi tetep d pakai jd hasilnya tdk akurat
Saya: loh berarti alat pendeteksi HIV itu bsa expired, lab swasta yg mahal bayar sndri saja bs kamu katakan sperti itu apalagi alat yg di PKM yg gratisan dr pemerintah, ibarat lab yg sbg obt paten bsa dikatakan expired apalagi PKM yg diibaratkan hanya generik ??
X: (diam dan hanya tersenyum)

Kemudian sya bertanya lagi, 
Saya: maaf mas bukannya saya tdk percaya, namun saya pernah terkena salah vonis dr dokter mkanya dr pengalaman itu saya berhati2, jika memang saya sakit saya pasti akan minum obt agar smbuh, sperti anak saya, saya ambilkan obt utk pncegahan, lalu bagaimana CARA KITA MEMASTIKAN KITA TERJANGKIT VIRUS HIV/TIDAK?
X: jika kita sudah tervonis, maka yg paling baik kita tes PCR/VL jika tidak terdeteksi maka kita negatif, dan hasil bsa dibawa kesini jadi tidak perlu minum obat karena kita negatif 
(Dan dalam hati saya, ini yg menjebak, tes PCR itu hrganya 1'8 juta bukan harga yg murah bagi yg tidak punya, sedangkan mreka mengatakan klo tdak segera mnum maka tidak akan tertolong, maka dr sni banyak orang yg tertipu utk mengkonsumsi obat itu krna takut).

X: jika sudah VL, 6 bulan periksa lg, jika NR tunggu 6 bln berikutnya dan seterusnya krna jika pernah positif namun periksa lg negatif suatu saat psti positif krna virusnya bereplika/tdak trgntung antibodi kita.
Saya: berarti hsilnya ganti2 donk positif-negatif-positif-negatif kok seperti main-main, gak akurat
X: (hanya senyum)
Saya: kenapa dokter yg menangani di sini dokter penyakit dalam, bukan dokter HIV?
X: karena obat yg dikasih obat keras yg berhubungan dgn terganggunya organ dalam, maka itu diberikan dokter tersebut yg terbiasa menangani organ dalam, 
Saya: (dlam hati) berarti bukan menyembuhkan mlah merusak organ dalam donk, buktinya dokter yg menangani karena efek obt trsebut.

FAKTA 2
Bapak dgn pengguna ARV.

Saya: bpak positif?
Bapak: iya 
Saya: terkena dr apa, dan gejalanya apa?
Bapak: saya ml dgn PSK, pengguna narkotika dan gejalanya diare tanpa henti juga TBC
Mbaknya kena??
Saya: (kemudian sya crtakan)

Dan betapa terkejutnya saya mendengar jawaban selanjutnya 
Bapak: Konselor di sini itu juga positif mbak, saya sudah lama di sini, klo mbaknya gak sakit gak ada gejala berarti mbak gak sakit, alatnya yg salah, banyak kok yg begitu.
Katanya klo gak patuh minum obat, nanti resisten, gak fungsi, tapi ternyata aku minum gak sesuai aturan mbak selama ini, tapi gpp tuh.
Saya: terus bapak tau klo obtnya keras?
Bapak: tau
Saya: terus kenapa diambil dan dimnum?
Bapak: karena saya kecanduan, daripada saya beli shabu2 mahal saya ambil aja di sni, gratis, org saya minum obat ini sama kayak saya make, jadi kan enak.

Kemudian saya dipanggil untuk ambil obat, kemudian pulang, saya bersumpah ini tanpa rekayasa dan tanpa tambahan kata2 apapun.
Saya mengikuti aturan mereka mengiyakan dan kemudian bertanya sehingga mereka membeberkan seperti itu."
____________________________________________________________

berikut adalah bukti screenshoot dari testimoni dalam grup:

Dapat kita simpulkan,
Makin banyak bukti lapangan yang mengungkapkan bahwa tes VCT di PKM tidak akurat dengan menunjukan hasil positif-negatif tidak konsisten. 
Selain itu, ARV yang selama ini disubsidi pemerintah dan diberikan gratis pada ODHA masih disalahgunakan, bukannya merehabilitasi, tapi malah memfasilitasi pengguna narkotik untuk sakaw gratis.
Menurut penelitian, ARV golongan NNRTI mengandung benzodiazepin, zat narkotik yang memberikan efek sedatif atau penenang. 

Gue enggak kudet,
Bangkit bersama MAHA STAR

Rabu, 30 Agustus 2017

Divonis Saat Tes Pranikah, Drop Karena ARV, dan Bangkit Karena MAHA STAR

Testimoni berikut adalah pengakuan dari member baru di grup diskusi MAHA STAR,
dia bercerita tentang saat pertama divonis mengidap HIV melalui tes medical check up sebelum menikah atau pre marital check up, (FYI, beberapa daerah di Indonesia memberlakukan perda surat keterangan bebas HIV sebagai syarat menikah di KUA), lalu ARV dan drop, kemudian setelah bergabung di MAHA STAR, dia bisa bangkit kembali.
simak testimoni berikut yang dicopas langsung dari grup:

"TESTIMONI ARV
kenalkan nama saya v***y, saya HIV Reaktif sejak 2012 (jgn ditanya itu dpetnya dr mana, gak penting..!!) saya test karna waktu itu mau cek kesehatan lengkap pra nikah. Tapi ternyata positif. Kaget sih tdk percaya juga. Saya test lagi di RS luar kota dan hasilnya jg reaktif. Yahh. Mau gmn lagi.. Pernikaha. Sdh di depan mata. Tambah bingung kan. Tp aku yakin semua ada jalan keluarnya.
Orang pertama yg saya kasih tau adlh calon istri, karna dia lah yg akan hidup bersama merawatku sampai akhir hayat. Kaget dan yahh.. Bisa di bayangkan lah.. Sama2 nangis.. Simalakama. Mau di gagalin kabar pernikaha udah kesebar semua. Jd kita sama2 yakin. Hidup dan mati itu tuhan yg atur. HIV hanya virus. Yg penting kita tetep sehat.
2014 saya jadi Resepsi pernikahan tanpa memikirkan status apapun. Dan alhamdullah 2015 sdh punya anak. Sampe sekarang anakku sdh usia 2 tahun. Dan sehat bahkan sangat aktif. Intinya ga perlu dipikirin.
Oh iya. Tentang ARV. 2012 s-d 2015 saya tdk terapi apa2, hanya cukup jaga kesehatan saja. 2015 saya d suruh mulai arv karna CD4 ku rendah. 115. Tp aku sehat2 aja waktu itu cm ya kecapean karna capek ngurus kelahiran si kecil. Karna waktu itu semua rumah sakit menolak kelahiran anakku. Karna bapak nya seorang odha. Tp ya sdh lah.. Akhirnya aku mulai arv agt 2015. Seminggu arv badan lsg drop. Gatal2 seluruh tubuh. Panas dingin mual2. Akhirnya aku opname di rs. Anakku yg masih usia 2 bulan aku tinggal selama 20 hari aku opname. Ntah waktu itu aku semakin tdk sehat. Kerjaan jg semakin tdk baik. Aku di pindah ke bagian lain karna ak sering sakit2an.
Alhamdulillah. Aku diseret ke group ini. Awlnya ak sangat menentang sekali group maha star ini. Tapi aku ikutin terus postingan demi postingan. Ada testimoni ada obat ada herbal ada terapi dll. Akhirnya aku putuskan bln okt 2016 stop arv sampai sekarang. Efek arv perlahan menghilang, gatal2 jg sdh tdk sebanyak dulu. Tdk pernah sakit2an lagi. Berat badan normal lagi. Dn yg penting anak istri jg sehat.. Hidup dan mati itu sdh di atur. Tapi kalu sehat dan sakit itu kita yg sendiri yg harus lebih mengerti pola hidup sehat."



MAHA STAR akan tetap konsisten menginformasikan fakta fakta yang bermanfaat
di MAHA STAR selalu, gue enggak kudet.
Bangkit Bersama MAHA STAR!

Kamis, 10 Agustus 2017

Rusak Syaraf Tubuh Sebelah Kiri Setelah Minum ARV

Berikut adalah pengakuan dari salah satu MS Lover yang mengalami efek samping ARV, selain itu, dokter juga melakukan cek HIV dalam darahnya tanpa consent/persetujuan pemilik darah, hal ini jelas melanggar peraturan menteri kesehatan, dimana meskipun dokter mencurigai HIV karena pasien mengalami gangguan pernapasan (spt. TB), tetap harus ada persetujuan dari pasien untuk diambil darah dan dicek HIVnya. bila pasien menolak, maka pasien harus menandatangani surat pernyataan penolakan. lebih lenggap soal peraturan menteri terkait pengecekan HIV berdasarkan consent dapat dilihat di sini.

berikut adalah transkrip dari testimoni MS lover di grup diskusi MAHA STAR:

"Selamat malam Kawan M S aku mau cerita sedikit tolong kau opini ya...
Sebelum bulan puasa aku pulang dr rantau krn sakit dan sakit ini bisa dibilang parah krn aku kesulitan bernafas,bnr2 tersiksa tidak bisa nafas 
Sesampainya di kampung halamana aku langsung masuk ugd stlh di periksa dokter aku hrs rawat inap,
Dg anehnya aku dimasukan keruang isolasi dan aku dibantu oksigen..
Tiap pagi dokter chek aku bahkan ambil darahku juga,
Selama smggu ku dirawat...pas hari terakhir mau pulang dokter mengajak q bwt bicara 4 mata
Stlh kita berdua diruangan khusus baru dokter itu memberi tahu klo aq di vonis hiv alangkah trkejutnya aq (catatan: dia diambil darah dan dicek HIV tanpa consent/persetujuan)

APakah dg sakit q yg awalnya sulit bernafas kenapa larinya jd hiv/aids
Tanpa memberi tahu cd4 nya brp lsg di vonis hiv
Smggu kemudian aq disuruh kontrol dan lsg disuruh minum arv...awal mula rasanya ngefly efek dr arv cukup lama efek obat itu .sudah hbs sebtol aq minum arv...tp sama2,jd parno minum obt itu karna skrg kaki kiri tangan kiri kayak mati rasa
Skrg jlnku gk normal sdkt pincang
Di buat berdiri udah gk kuat kayak mau ambruk
Dah 4 hr apa stop arv menurut kalian gmn? Lanjut apa stop slmanya
Mksh sblmnya
Salam sehat sllu"

dan berikut adalah screenshoot dari testimoni asli:


Jangan sampai ini terjadi lagi gara-gara kudet!

Gue enggak kudet,
bangkit bersama MAHA STAR!

Selasa, 08 Agustus 2017

Beda Tempat Tes, Hasil Tes HIV Berubah-ubah

Satu lagi testimoni dari MS lovers yang mengalami perbedaan hasil saat VCT/ tes HIV di tempat berbeda. Sudah sering dibahas bahwa tes kit yang digunakan saat VCT ternyata tidak ada standar baku, dan tidak valid karena selain hasil reaktif dan non-reaktif, tes kit juga bisa mengeluarkan hasil positif palsu, negatif palsu, dan indeterminate (tidak jelas), baca lebih banyak tentang Kit VCT yang tidak baku.
Sebelumnya, testimoni MS lovers yang lainnya juga mengalami hal mirip terkait perbedaan hasil tes VCT. Hasil reaktif atau non reaktif pada VCT ternyata dipengaruhi pula toleh jawaban saat kita counseling. cek testimoni-testimoni soal jawaban VCT terdahulu:
Tes VCT Lebih Dipengaruhi Hasil Wawancara/Conseling
Hasil Tes berbeda, hanya karena perbedaan jawaban counseling/wawancara

Berikut adalah testimoni terbaru tentang inkonsistensi tes VCT dari MS lovers:

"Tahun 2014 saya terinfeksi TB dokter menyarankan saya untk cek up setiap 2minggu sekali dan setiap hari saya harus minum obat TB yg besar besar itu sehari 2 tablet. Begitu tersiksa nya saya setiap hari harus minum obat TB itu efek samping nya begitu parah saya jadi suka mual mual dan menjadi ga nafsu makan, hasilnya berat badan saya menurun. Seminggu saya minum obat itu akhirnya saya jatuh sakit karna badan saya ngedrop, dokter rmh sakit yg menangani saya nelpn karna saya absen buat pengambilan obat. Saya cerita semuanya dan saya pun menyuruh dokternya untk ke rumah saya tapi dia mempunyai alasan sibuk. Akhirnya saya berhenti untk meminum obat itu dan melanjut kan mengkomsumsi obat herbal seperti rebusan kulit manggis sama daun sirsak. Dan saya juga coba konsumsi obat herbal kuning besar yg dijual di toko toko obat herbal. Alhamdulilah setelah komsumsi obat herbal kondisi saya mulai membaik dan saya coba untk ke rmh sakit paru lagi dan mengeluh akan obat itu, saya pun di periksa lagi dan di nyata kan membaik. Akhirnya dokter cuman ngasih dosis obat 2hari sekali katanya untk antispasi, tapi saya tdk meminum nya karna udah trauma kejadian wktu itu. Dan saya di suruh untk cek darah 2x di hari itu juga yg pertama cek darah meyakinkan saya bahwa saya tdk mempunyai lagi penyakit selain TB yg kedua tes HIV/AIDS hasilnya alhamdulilah negatif.
3bulan berlalu saya cek lagi ke puskesmas karna tmn saya seorang konselor VCT. akhirnya saya coba tes lagi dan hasilnya pun negatif. 
3bulan berlalu saya tes beda konselor dan beda puskesmas juga karna wktu itu tmn sy lagi ga bisa dampingin saya, ternyata hasilnya positiv padahal saya tdk melakukan apapa selama 3bulan belakangan itu. 
Begitu aneh yg saya rasakan nunggu hasilnya lama beda sama rmh sakit dan puskesmas yg biasa tmn sy itu. Akhirnya saya di suruh melakukan pengobatan ARV tapi saya menjawab maaf saya mau pikir pikir dulu aja. 
Akhirnya saya ceritain ke tmn saya itu dan tmn sy menganjurkan untk tes lagi 3bulan mendatang, akhirnya saya tes lagi sama tmn saya itu dan hasilnya beda sama puskesmas yg itu. Negatif. Bener bener ga bisa saya mengerti akan hasil perbedaan itu."

berikut adalah screenshoot dari postingan asli di grup MAHA STAR:


Gue enggak kudet,
bangkit Bersama MAHA STAR!

Selasa, 01 Agustus 2017

Divonis HIV 9 Tahun Tanpa ARV, CD4 Tetap Tinggi

Satu lagi bukti runtuhnya doktrin mainstream yang menyatakan bahwa hanya ARV yang meningkatkan CD4 sebagai tolak ukur imunitas seseorang. Promosi kepatuhan ARV yang disebut-sebut bisa menekan virus HIV dan mencegah rusaknya imunitas dengan ukuran kesuksesan CD4 tinggi diatas 500. Selain itu, dikatakan pula, bila seseorang memiliki CD4 dibawah 150 artinya dia akan memasuki tahap AIDS.

Padahal, banyak fakta yang menyatakan bahwa ukuran imunitas seseorang tidak serta merta diukur dari CD4. Fakta lapangan juga menunjukan bahwa perhitungan CD4 bukan metode valid, karena sering didapat hasil fluktuatif, naik turun dalam waktu bersamaan, oleh karena itu, angka CD4 dapat dikatakan relatif.

Fokus MAHA STAR pada standar kesehatan tidak merujuk pada angka CD4. Namun, untuk menggugurkan doktrin mainstream bahwa CD4 tinggi sama dengan imunitas baik, maka MAHA STAR akan menggunakan standar mainstream itu, dan membuktikan lemahnya fondasi doktrin mereka.

Sebelumnya, MAHA STAR pernah memuat tentang inkonsistensi mainstream pada CD4 sebagai ukuran imunitas (bisa dibaca di sini). Kali ini, kami akan menunjukan pula cacatnya klaim doktrin mainstream yang menyatakan bahwa "bila tidak ARV, maka virus HIV akan cepat bereplikasi dan merusak imunitas sehingga menyebabkan masuknya infeksi oportunistik lalu masuk ke tahap AIDS".

Ibu Tania. atau Mimi Hurem, salah satu pengurus di MAHA STAR, membuktikan cacatnya klaim doktrin mainstream diatas. 9 tahun sejak dia awal divonis HIV reaktif, berkali-kali pula dia mengecekan darahnya dan didapat hasil reaktif (baik melalui VCT, maupun mandiri dengan rapid test kit). ARV hanya dia tenggak 3 hari dan berhenti karena tidak kuat dengan efek samping yang membuatnya tidak produktif bekerja. Hingga saat ini, sudah 9 tahun dia tidak ARV dan menerapkan pola hidup sehat dan bebas stress. 
Meski begitu, ia sering iseng untuk mengecek angka CD4nya, dan selalu didapati hasil CD4 yang tinggi (diatas 500), padahal, bila merujuk pada teori doktrin mainstream, seorang tervonis HIV yang tidak patuh terapi ARV, maka akan cepat masuk ke tahap AIDS seiiring imunitas yang rusak, namun berbanding terbalik dengan Mimi, 9 tahun sejak divonis dan tanpa ARV membuat dia tetap sehat, produktif, dan berisi, kondisi fisik yang jauh berbeda dengan iklan-iklan HIV di RS atau puskesmas yang memperlihatkan gambar-gambar penderita HIV memiliki tubuh kurus kering, kulit kusam menghitam, kondisi lemas dan mengenaskan. Tidak kah disadari, justru ARV lah yang menyebabkan tampilan-tampilan fisik seseorang menjadi mengenaskan seperti terjadi efek lipoatrofi atau susutnya lemak di pipi dan terlihat tirus, efek lipodistrofi atau tumbuhnya payudara pada dada pria akibat abnormalitas distribusi lemak, menghitamnya kulit akibat toksisitas pada epidermis dan liver, bahkan melepuhnya kulit akibat efek steven johnson sindrome karena efek racun obat.

berikut adalah bukti foto hasil pemeriksaan CD4 Mimi:




Satu per satu, doktrin mainstream kehilangan pondasi.
gue enggak kudet, bangkit bersama MAHA STAR!

Senin, 31 Juli 2017

Berkat GUE ENGGAK KUDET, jumlah CD4 3 menjadi 300 & lenyap kondisi AIDS

Assalamualaikum, saya akan membagikan testimoni saya. Nama saya arya putra fajar, ini akun kedua saya setelah akun yang asli Nizar..... di blokir karna lupa kata sandi, saya asli Cikampek jawa barat. Saya sudah 4 bulan dicap odha oleh dokter, waktu itu keinginan saya sendiri untuk mengikuti tes VCT di PUSKESMAS, dari awal saya udah ragu untuk tes VCT , tapi berhubung saya ingin tau. Apapun hasilnya akan saya tanggung, ada yg janggal waktu saya tes VCT . Katanya tes VCT bisa tau hasilnya sekitar 1,5 jam tapi waktu saya tes hasilnya baru jadi 3 hari . Selasa saya tes dan hasilnya hari jumat di suruh ketemu konselor di poli tbc/hiv . Ketika saya masuk konselor langsung memberi tahu saya kamu reaktif dgn jumlah cd4 3. Woooow dunia serasa gelap , pengen nangis tapi ga bisa. Gejala waktu itu yg saya alami , semisal bisul KGB udah keluar nanah di ketiak kanan kiri. Kaki penuh ruam seperti di gigit nyamuk , diare, berat badan turun drastis dari 70-50, sariawan di tenggorokan. Dan kata konselor dokter saya saya udah AIDS bukan hiv lagi. Dia juga bilang umur saya paling lama tinggal 1,5 tahun lagi. Disitu saya tambah stress, yang ada di pikiran saya saat itu hanya ingin cepet2 mati... konselor dokter pun menyarankan untuk minum Arv kalo kamu ingin hidup lama. Tapi saya bilang saya gak mau minum Arv . Dari situ konselor bilang paling an kamu bertahan hanya 2 bulan udah mati. 1minggu setelah tes VCT saya tambah drop. Demam tinggi kalo malem. Tambah kurus . Lalu saya mencoba nyari tentang pengobatan hiv di google. Dan yg pertama saya buka itu blog maha star. Lalu saya baca semua artikel d dlm blog. Saya mulai ada semangat lagi. Bergabung lah saya dengan grup FB maha star. Saya ingat waktu awal saya nanya d grup yaitu cara meningkatkan berat badan. Banyak saran dari teman maha star dan saya ambil beberapa saran saya juga tidak asal memakan mentah2 saran tersebut saya juga masih mencari info tentang saran yg dikasih teman2 info tentang herbal atau susu atau vitamin. Dan akhirnya saya ambil suaranya zheid evand untuk minum susu dancow fullcream 2kali sehari, lalu saya juga dikasih saran sama bang tommy wijaya untuk minum vitamin b kompleks rutin tiap pagi setelah sarapan. Sya juga curhat dengan kak mimi hurem dia kasih saran untuk melakukan 4 unch yaitu pola hidup, pola makan, ibadah, dan olahraga. Alhamdulillah kesehatan saya berangsur pulih berat badan naik jadi 65 . Selama ini saya hanya mengandalkan minum sambiloto tiap pagi itupun beli dari tukang jamu gendong seharga 3000 per gelas. Saya ga pernah minum herbal aneh aneh . Alhamdulillah setelah minum sambiloto cd4 saya naik  dari 3 menjadi 300 kulit saya yang tadinya bintik merah jadi hilang mulus lagi. Saya juga makan telor rebus 2 butir tiap pagi, makan ikan gabus. Buah dan sayur juga.Yakinlah hiv itu bisa di obati , hiv itu hanya virus biasa. Arv bukan solusi yg tepat bagi kesehatan kita. Sekarang saya gemuk lagi, bisa lari pagi, fitness, yang terpenting atur pikiran kita jangan stress , saya sedang belajar meditasi untuk mengendalikan pikiran sendiri , bersyukur saya bisa bertemu degan teman teman di grup maha star. Terimakasih atas semua saran yg di berikan semoga Allah swt yg membalas kebaikan kalian. Mungkin kalau saya ikuti dokter untuk meminum Arv , saya hanya tinggal nama yg tertulis di batu nisan. wallahua'lam. Saya bisa melewati masa masa kritis berkat kemauan hidup yang kuat. Semangat kawan jangan terlalu menyesal dengan status kita, penyesalan yang berlarut larut hanya akan membuat kita drop, biarlah masa lalu menjadi cambukan untuk memacu s3mangat kita. Saya bisa kalian juga pasti bisa , dan kita semua pasti bisa, Bangkit bersama MAHASTAR , hapus stigma dan diskriminasi, jadilah manusia yang baru tanpa bayangan masa lalu, agar menjadi manusia yg lebih baik, agar kita bisa memanusiakan manusia. Terimakasih Wassalam.







Senin, 01 Mei 2017

Tes Viral Load, Benarkah Menghitung Jumlah Virus HIV?

Tes viral load (atau biasa disingkat VL) digunakan sebagai acuan keberhasilan terapi antiretroviral (ARV) dengan menghitung (yang katanya) jumlah HIV dalam darah sampel menggunakan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction). Bila angka VL tinggi (misalnya ribuan copy) maka artinya virus masih banyak dalam tubuh, dan dikatakan "sehat" bila hasil dari VL adalah undetectable atau tidak terdeteksi.

Namun benarkah tes VL seakurat itu bisa menghitung jumlah virus HIV? padahal eksistensi virus ini saja masih menjadi perdebatan banyak pakar dan ahli medis di seluruh dunia.
Kita sebagai awam tentu masih bisa menilai dan meneliti sendiri, diantaranya melalui testimoni, dan juga menelaah jurnal-jurnal laporan penelitian ilmiah dalam hal tes viral load ini.

Testimoni Chris Janik: Perbedaan Signifikan Hasil VL di Dua tempat
Sebuah testimoni di grup Rethinking AIDS (afiliasi internasional MAHA STAR) terkait dengan tes viral load dari Chris Janik di Jerman, berikut transkrip aslinya:

"We all were talking a lot about the disclaimer in the test for viral load (PCR). Now I had enough to talk about this and decided to measure my viral load at two different laboratories at 11. April 2017.
First in Bonn at 1:45 pm and then in Cologne (were my HIV doc is) at 3:15 p.m.
There are 90 minutes between both blood takings. Shouldn't be the viral load at the same day within such a short period of time not be approximately the same????
But the result in Cologne ist three times (!!!!) bigger than what is measured in Bonn?"


 Hasil VL Chris Janik di Bonn (71.000 copies) tgl 11 April 2017 pukul 13:45

Hasil tes VL Chris Janik di Cologne (248.000 copies) tgl 11 April 2017 pukul 15:15

terjemahan: Kita semua sudah sering membahas tentang sanggahan dalam tes untuk viral load (PCR), sekarang saya sudah merasa cukup untuk membicarakannya dan memutuskan untuk mengukur viral load saya di dua lab yang berbeda pada tanggal 11 April 2017.
Pertama di Bonn pada pukul 1:45 siang dan di Cologne (dimana dokter HIV saya berada) pada pukul 3:15 sore.
Ada selisih waktu sekitar 90 menit antara kedua pengambilan darah. Bukankah seharusnya jumlah viral load pada hari yang sama dengan waktu yang singkat akan menghasilkan hasil yang kurang lebih sama??? tapi hasil VL di Cologne bisa tiga kali lipat lebih besar dari apa yang dihasilkan di Bonn?

Perbedaan signifikan hasil VL di dua lab berbeda di hari yang sama



Testimoni Juliane Sacher: Non-Reakif, Tapi VL Tinggi
Sebagai informasi, Dr. Juliane Sacher adalah seorang dokter swasta yang pernah bekerja bersama Otoritas Federal Jerman dalam studi HIV tahun 1987 - 1993, mengabdi pada komisi HIV/AIDS di parlemen tahun 1988, menerima penghargaan 100.000 Deutschmark untuk kerjanya pada pasien HIV/AIDS tahun 1990, dia bekerja sebagai ahli biostatistik di Wuppertal University tahun 2000 - 2002, dia tertarik dalam penyakit kronis termasuk pengobatan-pengobatan mainstream, dan sekarang menjadi salah satu anggota di Rethinking AIDS dan menjadi komite ahli bidang medis.

Dalam sebuah artikel ilmiah yang ia publikasikan tahun 2006, dia membahas tentang pengalaman dan analisa dia terhadap tes viral load. Dalam penelitiannya dia menggunakan darahnya sebagai sampel, dan melabeli dengan nama temannya yang pernah divonis HIV positif lalu diberikan pada petugas lab. bagaimanakah hasilnya? Dr. Sacher yang memang negatif HIV tapi dalam darahnya terdeteksi 1800 copies "virus". Ternyata Dr. Sacher ini penderita reumatik yang berhubungan dengan pembengkakan kronis. Jadi kesimpulannya beliau, bahwa tes PCR viral load tidak menghitung jumlah virus HIV, bahkan stres oksidatif dan pembengakakan akan dihitung. 
Tulisan lengkap Dr. Sacher bisa diunduh di sini.


Kary Mullis, Penemu PCR: "PCR hanya detektor, BUKAN Alat Penghitung!"
Dalam sebuah dokumenter, Kary Mullis, penemu teknik PCR, peraih nobel bidang biokimia, dan AIDS Denialist mengungkapkan bahwa, PCR dapat mendeteksi DNA dengan memproduksi jutaan copy, tapi perlu dicatat, PCR bukan alat ukur, tapi hanya alat pendeteksi (detektor), mengukur jumlah HIV pada sampel darah pasien dapat menghasilkan kesalahan angka yang serius.
Kary Mullis berpendapat bahwa para perusahaan medis dan lab menyalahgunakan temuannya (yaitu teknik PCR) untuk tujuan yang salah. Dokter-dokter mengatasnamakan tingginya angka VL (dimana ternyata angka VL tidak ada artinya) untuk memberikan obat-obatan. Benarkah obat-obatan itu menekan virus hingga undetectable? atau ternyata menekan aktivitas sel-sel normal?
Cuplikan tentang PCR dari Kary Mullis bisa dilihat di video di bawah ini.



Bahkan, dalam video diatas dikatakan juga, bahwa:
dalam brosur alat PCR COBAS HIV-1 Test tertulis bahwa:
"Alat tes HIV-1 COBAS tidak ditujukan untuk digunakan sebagai tes screening adanya virus HIV dalam darah, atau produk darah, atau sebagai tes diagnostik DALAM MENGKONFIRMASI adanya infeksi virus HIV."
lalu kenapa dokter-dokter masih menggunakan alat ini untuk mencari angka yang sebetulnya tidak ada artinya??



Kutipan Berbagai Hasil Penelitian
Berikut ini adalah kumpulan dari berbagai hasil penelitian internasional terkait dengan tes VL PCR yang ternyata tidak akurat:

  1. "hasil PCR positif HIV pada 3 kelahiran baru, bayi-bayi tersebut asimtomatik dan 4 telah dites pada 18 bulan menggunakan ELISA dgn 2 antigen berbeda dan 1 rapid tes untuk konfirmasi. Secara mengejutkan, seluruh dan 3 kelahiran baru yang positif PCR ternyata non reaktif pada ELISA" - Agarwal D Agarwal NR. False positive HIV-1 DNA PCR in infancy. Indian Pediatr. 2008 45 245-6
  2. "Orang yang malnutrisi biasanya memiliki angka viral load tinggi karena mereka hanya memiliki sedikit sumber daya dalam tubuhnya untuk melawan virus, Orang-orang dengan viral load tinggi akan lebih menulari. Malaria, bilharzia dan cacing usus juga akan menaikan angka viral load seseorang - Cullinan K. Radical approach to AIDS prevention. Health-e News (Cape Town). 2006 Jun 5
  3. "Secara paradoks, Serum awal kolestrol, tapi bukan atorvastatin, mempengaruhi viral load yang melambung pada minggu ke-4" - Negredo E Clotet B, Puig J, Perez-Alvarez N, Ruiz L, Romeu J, Molto J, Rey-Joly C, Blanco J. The effect of atorvastatin treatment on HIV-1-infected patients interrupting antiretroviral therapy. AIDS. 2006 Feb 28 20(4) 619-21.
  4. "PCR Kuantitatif seharusnya tidak digunakan dalam tes diagnostik HIV karena hasil positif palsu dan negatif palsu bisa terjadi di berbagai kondisi" - earon M. The laboratory diagnosis of HIV infections. Can J Infect Dis Med Microbiol. 2005 Jan 16(1) 26-30.
  5. "Dalam penelitian kami, kami mengalami insiden positif palsu HIV DNA PCR yang tinggi (75%) terutama pada anak-anak yang lebih muda" - Shah I. Diagnosis of perinatal transmission of HIV-1 infection by HIV DNA PCR. JK Science. 2004 Oct-Dec 6(4) 187-189.
  6. "56 orang yang secara klinis asimptomatik terinfeksi HIV, 31 (55%) orang yang dimana terinfeksi juga oleh helminth (cacing usus) diteliti. Pada permulaan, HIV VL sangat kuat berkorelasi dengan jumlah telur yang dikeluarkan dan lebih tinggi pada orang yang terinfeksi oleh lebih dari satu helminth. Setelah treatmen helminth, 6 bulan perubah VL HIV secara signifikan berbeda antara grup yang sukses ditreatmen dan grup yang masih terinfeksi helminth" (artinya infeksi cacing usus mempengaruhi jumlah VL HIV) - Wolday D Mayaan S, Mariam ZG et al. Treatment of Intestinal Worms Is Associated With Decreased HIV Plasma Viral Load. J Acquir Immune Defic Syndr. 2002 Sep 1 31 56-62
  7. "tidak ada hubungan kepatuhan (ARV) dengan VL, meskipun hanya 13 orang (31%) yang memenuhi seluruh target kepatuhuan" - Stein MD Rich JD, Maksad J et al. Adherence to antiretroviral therapy among HIV-infected methadone patients: effect of ongoing illicit drug use. Am J Drug Alcohol Abuse. 2000 May 26(2) 195-205
  8. "DNA kanker payudara dari 40 pasien di teskan PCR dengan HIV-1 gp41, dan SELURUH sampel dihasilkan positif. fragmen-fragmen DNA diperkuat dengan 7 sampel acak kanker payudara, rangkaian DNA kanker payudara menunjukan paling tidak 90% homologi pada HIV-1 gen untuk gp41" - Rakowicz-Szulczynska EM Jackson B, Szulczynska AM, Smith M. Human immunodeficiency virus type 1-like DNA sequences and immunoreactive viral particles with unique association with breast cancer. Clin Diagn Lab Immunol. 1998 Sep 5(5) 645-53
  9. "pada 223 spesimen untuk anak terinfeksi HIV, 89% positif PCR, 11% negatif PCR, dan 1% dengan status tidak jelas (indeterminate)" - Bremer JM Lew JF, Cooper E et al. Diagnosis of infection with human immunodeficiency virus type 1 by a DNA polymerase chain reaction assay among infants enrolled in the women and infant's transmission study. J Pediatr. 1996 Aug 129(2) 198-207
  10. "hanya 50% dari grup lab kolaborasi uji klinis AIDS yang mampu mendeteksi 60 copies dari HIV RNA di 150,000 sel di program standarisasi PCR Institut Kesehatan Nasional. 33% dari lab-lab ini mendapatkan kendala dengan hasil-hasil positif palsu" - Tudor-Williams G. Early diagnosis of vertically acquired HIV-1 infection. AIDS. 1991 Jan 5(1) 103-5

 Laporan lengkap terkait penelitian-penelitian ketidakakuratan VL PCR bisa dilihat di sini.

So, masih yakin dengan harga tes VL yang tinggi berbanding lurus dengan ketepatan dan validitas hasil??
Selalu,
Gue MAKIN enggak kudet
bangkit bersama MAHA STAR!


Rabu, 26 April 2017

1 Lagi Korban ARV yg selalu ditutupi pihak mainstream

Sekedar cerita sobb.
Temen sayaa kemarin telah pulang ke rumah allhd swt. Sdah temenan lama, cmn gk bgtu deket.. Sempt ktmu bbrpa bulan seblumnya ..badannya smkin hari smkin kuruss,,, kuruss bangett,,, wajahnya gk frees...  Ada pnyakit kulit di sekujurr tubuhnyaa... Aku pikirr dia hnya pnyakit kulit,, mngkin dia kurus krna pnyakit dalam.  Stelah beberapa minggu terkhir denger smpet di larikan ke rumah sakit. Dan kmren dia hrus plng ke rumah allah  swt. Setelah aku korek info lebih dlm sama temen deketnya dia... Ternyata dia komsumsi arv sejak 2013, sblum komsumsi arv dia sehat sehat saja. Krna mngkin di pksakan minum arv jdii sepertii itu sakit. sakitan. di thun 2017 hrus pergi buat slmnya.jika pun aku tau klo dia komsumsi arv... Aku hentikan , tpii allah berkhndak lain...  Aku bersyukur kpda allah swt, dengan dikenalkan maha star, aku tau lebih dalam tentang pentingnya kesehatan. Trimksihlah pada tuhanmu.. Pada ibumu yg sllu berdoa di setiap langkahmu..  Setlah kjdian inii,,, semua temen aku kumpulin lakukan kopdar,, tentang pengertian hiv yg sesungguhnya membuat orang di bodohi,, pengertian arv dan bahaya arv,,, sertaa cantumkan bbrpa pnyakit dan solusi buat secaraa alam. Dan menyarankan agar tidak komsumsi arv.



Minggu, 09 April 2017

Inkonsistensi Mainstream Tentang ARV Terhadap CD4

Menurut doktrin mainstream, terapi ARV (antiretroviral) dapat menaikan CD4 seseorang, dimana CD4 adalah angka untuk menunjukan imunitas orang tervonis HIV. Kata mereka, ARV bisa menekan virus HIV yang "memakan" imunitas, bila HIV ditekan maka imunitas atau CD4 akan naik dan jika tidak minum ARV maka CD4 akan drop karena HIV menghabisi imunitas.  bahkan bila CD4 dibawah 200 maka sudah bisa dikatakan sudah memasuki tahap AIDS.

Namun, ketika ada kasus orang yang rajin minum ARV lalu setelah dipantau ternyata CD4nya makin turun bukannya naik, mereka akan banyak berdalih, dengan alasan:
- "CD4 bukan patokan, karena dipengaruhi stress. kalau bahagia maka CD4 naik, bila stress maka CD4 turun."
- "yang penting viral load-nya undetectable, CD4 ga ngaruh, orang negatif saja CD4 nya naik turun"

screeenshot yang diambil dari diskusi di grup mainstream

Bila mereka bilang CD4 itu dipengaruhi tingkat stress, berarti imunitas naik turun bukan karena HIV, tapi karena stress. jadi untuk apa terapi ARV bila imunitas bisa ditingkatkan dengan menghindari stress? 

Lalu katanya lagi, angka CD4 tidak ada pengaruh dan bukan patokan imunitas sesungguhnya, lalu KENAPA masih perlu cek CD4 berkala dan menghabiskan uang dan tenaga?

Apakah sahabat tahu, bila perhitungan CD4 sebetulnya memang SANGAT SANGAT RELATIF?

Silakan anda buktikan sendiri, dalam 1 hari, anda lakukan tes CD4 di dua tempat berbeda, kami jamin, hasilnya akan jauh berbeda. bahkan ada yang pernah mencoba, di tempat A, dia mendapat angka 800an, di tempat B, hasilnya jeblok 120an, padahal itu di hari yang sama.

BILA mainstream saja sudah TIDAK KONSISTEN dengan perhitungan angka CD4 yang kata mereka menunjukan imunitas, haruskah kita percaya bahwa ARV meningkatkan imunitas?
BILA mainstream saja sudah mengatakan bahwa imunitas dipengaruhi tingkat stress, kenapa anda masih menenggak ARV? Seperti yang MAHA STAR kampanyekan, berdasarkan banyak sumber ilmiah, penurunan imunitas disebabkan banyak hal seperti stress, makanan dan gaya hidup tidak sehat, juga konsumsi obat-obatan. dengan melakukan perubahan gaya hidup dan pula makan, dan mengurangi tingkat stress, artinya anda sudah melakukan perbaikan imunitas. lalu untuk apa anda masih menelan racun yang mainstream sendiri tidak yakin apakah racun tersebut bisa menaikan imunitas?

Bangkit bersama MAHA STAR

A.S.

Kamis, 09 Maret 2017

Koma karena efek samping ARV

Dulu aku koma di RS gara gara epek ARV.

Tak seharus nya aku menyalahkan LSM, krna ini kebodohan ku.
Dan tak seharus nya aku menyalahkan ARV krna itu juga kebodohan ku.
Andai aku pintar pasti aku gak akan mau di ajak LSM buat VCT.
Dan andai aja aku pintar pasti ku tolak itu ARV.
Padahal udah jelas bnyak pasien di ruangan Dokter yg udah mengonsumsi ARV dan mereka udah lama mengonsumsi ARV nya. Itu wajah mereka pada hitam. Kulit nya pada gosong bahkan ada yg di kursi roda ada juga yg udah lupa ingatan kondisi nya parah wajah nya gosong.
Pasti itu epek dari ARV. Sebab aku tanya sama pasien yg kulit nya sedikit loreng kata nya dulu warna kulit baik baik aja gak loreng loreng kya macan tutul. Tp skrg jadi loreng loreng.
Oh Tuhan maafkan hamba. Jadi kepikiran dgn mereka yg udh parah...


Payudara Pria Membesar. Dokter baru mengakui itu efek samping ARV, setelah pasien komplain krn dpt ilmu dari MAHA STAR

Tgl 25 Januari 2015 aku ikut test VCT di.sebuah puskesmas atas saran dari seseorg yg LSM ..wktu itu hr minggu..berbarengan dgn aku cek kutil kelamin wktu itu...seminggu kemudian aku ke puskesmas utk mengetahui hasilnya...dan aku dinyatakan POSITIF...kemudian mrka menyarankan aku utk CD4 ...cuma wktu itu aku blm menjalankannya...setelah divonis itu aku masih konsumsi habbat krna kebiasaanku..dan berat badanku bertambah terus sampai 62 kg...
3 bln dr aku VCT aku ajak istri VCT juga dan hasilnya Negatif ktnya....dan di bln mei 2015 aku CD4 hasilnya sel darah putihku cuma 156 kl gak salah.( disebuah RSUD )..aku disuruh rogten paru2 utk mengetahui aku kena tbc atau gak...ternyata aku bersih dr tbc. .kemudian 2 minggu sblm lebaran di 2015 itu..aku lupa blnnya...aku mulai di kasih obat ARV...astagfirullah efeknya aku kaya org linglung...aku konsul ke dokternya ktnya emang begitu efeknya tp gak lama cuma seminggu.  dan aku di suruh beli obat anti mual wktu itu....tp nafsu makan ku langsung drastis turun..bb pun perlahan2 turun sampai 54 kg wktu itu...tp aku tetap melanjutkan ARV ..kt dokter ARV itu satu2 obat utk melawan VIRUS HIV walaupun tdk menghilangkan...ktnya cuma membuat virus tak berkembang...dan diakhir 2016 kmrn aku mulai merasakan efek lain...payudara membesar...Aji kira kanker..tp setelah aku konsul ke Tgl umum ktnya bukan...terus aku ketemu group maha ini...aku baca sebuah artikel..dan ternyata itu efek dari ARV...aku ty ke dokter yg di RSUD kmrn akhir Februari dan dia mengakui bahwa itu efek dr ARV...mknya aku putuskan utk berhenti ARV di awal Maret ini..



Jutaan Rupiah melayang & kesehatan menurun setelah dipaksa minum ARV


2016 -02-19 saya di nyatakan positif hiv
Semenjak itu saya menjadi setres dan mengurung diri, sampai akhir nya saya kehilangan pekerjaan,
Semua harta benda, sudah terjual karna berobat ke dokter
Di rujuk kesana,  dirujuk kesini,  jumpa dokter sana dan dokter sini, tes hiv sampe 3x ,  saya hitung2 jutaan uang saya yang sudah saya keluarkan
Dan di paksa konsumsi arv, pertama saya minum,  saya merasa kehilangan akal,  dan ilusi,
1minggu badan saya masih lemes, mual, muntah, demam, saya pergi ke dokter lagi,  dan dikatakan nya itu BAGUS,,,  karna obat nya berpungsi dan lancar
Dan saya stop arv 1 january 2017,
Mengapa saya stop arv?   Karna badan saya semakin kurus, dan gampang demam,  kena hujan, demam, kecapekan, demam,  dikit2 demam,
Semenjak saya stop arv,  sudah jalan 3 bulan saya sehat tanpa beban,
 Dan saya latakan SELAMAT tinggal arv 💩
Sekarang saya sedang berusaha membujuk teman sebaya saya,  karna sangat banyak temen2 odha saya masih minum arv,  sampai sekarang,
Saya kasihan sama mereka,  saya ingin mereka mengikuti jejak saya,  agar temen saya bebas arv
Saya juga kasihan,  melihat mereka,  karna pekerjaan nya terganggu,  dengan acara perkumpulan setiap minggu (odha)
Dan saya minta saran nya sama kakak/abang disini!!!
 Bagai mana caranya meningkatkan berat badan tanpa obat2an bahan kimia
Tolong kasih info nya ya semua 😭

Sekali lagi saya katakan  rugi, gara2  arv,
Jabatan saya hilang, dan harta benda sudah terjual

Salam satu nasif 😍😘😘




Rabu, 22 Februari 2017

Dampak Buruk ARV yg TIDAK PERNAH MAU DIAKUI OKNUM MEDIS

Berawal dari mencret yang gak juga mampet dan juga karena faktor udah pernah ngelakuin sex yang gak sehat, vctlah temen gue ini dan hasilnya R. November dia mulai arv. Desember, Januari, kondisinya justru makin minus. Februari dia gak ada kabar. Awal Maret, pas dijenguk fisiknya udah tinggal tulang berbalut kulit, ngomongnya celo dan fungsi pendengarannya berkurang. Dan di tanggal 5 dia meninggal. Padahal sebelum vct, walopun kurusan karena diare, dia terlihat gak separah pas udah konsumsi arv. Gue udah nyaranin pengobatan herbal, tapi dia nolak. Takut komplikasi obat, begitu katanya. Dan kata pendampingnya, memburuknya kondisi temen gue itu disebabkan juga karena depresi. Ini kejadian di penghujung 2014. Misal arv itu emang beneran "obat", efeknya harusnya gak sefatal itu. Padahal banyak cerita misal R, tapi gak juga arv kesehatan bisa memburuk seiring virus itu menyebar. Tapi, mendiang temen gue yang arv itu justru makin parah kondisinya. Dan gue juga udah lihat dengan mata melek semelek-meleknya efek samping arv dari mulai yang muntah-muntah, infeksi kulit aneh, kulit yang menghitam, alis rontok, depresi, bahkan temen gue yang lain ada yang mati rasa, tapi dia masih arv sampe dimari. Itu pilihan dia jadi gue hargai aja pilihannya. Oke, walopun ada yang taonan arv terlihat oke-oke aja, tapi tunggu dulu, guy's... kita gak pernah tau ada apa dibalik layar si pengkonsumsi arv. Misal lo divonis, gak usah takut. Itu hanya vonis manusia. Bukan vonis Tuhan. Manusia gak seistimewa itu buat memvonis hidup orang lain. Yang bikin parah penyakit kan vonis itu sendiri. Dan keyakinan yang kuat adalah obat dari penyakit itu sendiri. Ada ya temennya bf sahabat gue yang tes hasilnya R trus karena dia gak yakin dia coba tes ditempat lain dan hasilnya NR. Arv ato gak, jelas pilihan masing-masing. Tapi, jangan nganggep apa yang gak ada itu ada. Yang penting, jangan lupa bahagia, guy's... Karena kebahagiaan jelas gak kenal hiv dan arv.



Sabtu, 11 Februari 2017

Konselor Vs Dokter. Akhirnya MAHA STAR yang benar.

Sejak akhir tahun 2000an sy sdh mulai aktif donor darah di pmi, saat itu status sy msh seorang mahasiswa. Tdk pernah 1x pun saya telat donor darah (mungkin hanya telat tgl, kalau telat blnnya tdk pernah). Semua berjalan lancar selama 14 th hingga pada bln April 2015 saat sy akan mendonorkan darah saya, semua staff di PMI begitu sibuk dan heboh dgn kedatangan saya, kemudian mereka sampaikan bahwa sy tdk bisa donor karena darah saya yg bulan januari di tolak. Mereka minta senin pagi sy datang lg ke PMI buat bertemu dokter (Saat itu malam minggu).
Dengan banyak hal yg berkecamuk di kepala saya akhirnya senin pagi saya dtg lg ketemu dokter PMI, bagai di sambar petir saat sy dengar dokter tsb menyampaikan bahwa saya positif HIV. Saat itu jg saya di rujuk ke VCT buat melakukan tes2 lbh lanjut, setelah melakukan tes2 lbh lanjut dan hasilnya positif akhirnya saya diminta utk terapi ARV saat itu CD4 saya masih di angka 500an. Saat di VCT saya di samperin seorang laki2 yg mengaku aktifis lsm dan akan mendampingi saya minum obat (sebenarnya saya tdk paham mau dia apa tp dlm kondisi saat itu saya cuma ikut saja). Seiring waktu saya mulai terapi ARV bersamaan dgn beberapa obat herbal (Keluaran dr slh satu MLM yg di rekomendasikan org tsb, kebetulan dia member MLM tsb) pendamping saya itu bkn ODHA. awal2 terapi saya banyak bgt mengalami masalah seperti mual dan pusing, tp setiap kali saya blg ke pendamping tsb jawabannya adalah "Kalau lo mau hidup ARV tu lo telen2 aja tepat wkt dan jgn lo rasa2in yg macam2. Sekalian herbalnya di minum terus kalau hbs tar beli lagi ma gw biar lo sehat dan bertahan hdp" hingga pada akhirnya di minggu ke2 terapi ARV saya positif terkena sindrom stephen johnson. Semua badan saya terbakar, bahkan lidah saya sampai mengelupas. Saat itu saya di sarankan oleh dokter spesialis penyakit dalam (pakar hiv jg) agar stop ARV. Saat itu saya bbm pendamping saya  dan blg kalau saya stop arv dan obat herbal yg dr dia atas rekomendasi dokter spesialis penyakit dlm. Dgn nada marah dia blg "Semua dampingan gw cd4nya tinggi2 dan baik2 ja kok, cuma lo ja yg kena stephen johnson" shock setengah mati sy mendengarnya. Selama 3 minggu sy di rmh sakit pendamping sy tsb tdk dtg 1x pun buat jenguk sy. Malah dia bbm minta kado buat kelahiran anakny. ARV yg saya konsumsi saat itu Duvi Nevi. Beberapa bln setelah kejadian itu saya sempat terapi lg pki artipla (tu karena pihak vct selalu hub sy buat terapi arv) sayangnya dgn artipla saya jg gk co2k. Kena SJ jg meski efeknya tdk separah yg pertama. Kemudian sya disarankan stop lagi oleh dokter saya tsb. Dokter sya hanya  berpesan jaga baik2 pola mlm n hidup. Kalau cd4 kamu selalu baik (diatas 350) akan jauh lbh baik karena kalau sy terapi arv sy msk lini 2. Perlu tmn2 ketahui saat bln terapi arv kondisi sy sgt sehat dan saat inipun saat tdk terapi kondisi sy jauh lbh baik. Bln lalu cd4 sy msh 800. Tdk sakit apapun selain flu dan masuk angin. Saya share ini tdk da maksud apapun selain berbagi kisah ke tmn2. mau arv atau tdk itu hak dan pilihan masing2 yg hrs qt hargai dan suport....
Pandai2 memilih tmn dan pendamping, jgn sampai mengalami spt saya.

SALAM SEHAT






Selasa, 10 Januari 2017

1 dari sekian banyak pengakuan anggota baru, beruntungnya bergabung dengan MAHA STAR

sejak bergabung dengan mahastar serasa hidup kembali. optimis menjalani hidup.rasa2 nya tidak sendiri lagi. byk sahabat yang mempunyai tujuan sama.entah gimana klo ga   gabung grup ini. mungkin sampe skr masih depresi.terima kasih temen2 MS. mari kita semua taubat nasuha.dengan sakit seperti ini menandakan Allah menghendaki kebaikan pada diri kita.bayangkan saja orang yang abis berzina lalu kecelakaan di tengah jalan namun belum smpet mengucap taubat.bisa2 kekal di neraka.Allah masih memberi kita kesempatan mendapatkan surga.



Jumat, 06 Januari 2017

ARV Effect #2: Steven Johnson Syndrome

[PERINGATAN: Gambar-gambar dalam post ini mungkin bersifat 'disturbing', mengerikan dan tidak cocok untuk sebagian orang]


Seperti yang sudah sahabat semua ketahui, ARV adalah obat kimiawi yang harus dikonsumsi seumur hidup oleh orang-orang yang divonis HIV, sementara efek samping jangka panjang ARV adalah AIDS itu sendiri. 
Sahabat yang belum membaca rangkuman efek samping jangka panjang dari ARV bisa dibaca di blog kita disini. Pernah juga kita bahas mendalam tentang salah satu efek samping jangka panjang yaitu Lipoatrofi-lipodistrofi, yaitu penimbunan lemak pada tempat yang tidak seharusnya dan kehilangan lemak ekstrim pada beberapa bagian tubuh, blog post-nya bisa dibaca disini.
kali ini kita akan bahas tentang efek jangka panjang lainnya yang ga kalah ngeri, mematikan, dan sering terjadi oleh pengguna ARV berbagai regimen, yaitu kerusakan hebat bahkan kematian dari jaringan epidermis kulit dengan nama medis Steven Johnson Syndrome atau disingkat SJS.

Steven Johnson Syndrome adalah bentuk dari nekrolisis epidermis, penyakit kulit mematikan karena keracunan. Dimana sel epidermis yang mati akan terpisah dari jaringan dermis. Sindrom ini adalah hipersensitivitas yang menyerang kulit dan membran mukosa (jaringan dalam mulut, vagina dan anus juga usus). Penyakit ini disebabkan oleh efek pengobatan tertentu, atau dalam kasus langka, karena kanker. SJS erat kaitannya dengan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) atau biasa dikenal dengan Lyell's Syndrome, dimana kondisi jaringan kulit yang mati akibat keracunan obat-obatan benar-benar terkelupas habis dari tubuh dan menyebabkan kematian.


Gambar diatas adalah contoh klinis dari sindrom SJS yang terjadi: (a) rusaknya bagian dari bibir dan mulut adalah karakteristik dari SJS dan TEN. (b) gambar lesi yang diperbesar dari pulpatic macule, bisul kecil, dan lepasnya epidermis. (c) gambar biopsi kulit menunjukan lepasnya jaringan epidermis kulit yang mati. (d) SJS tertutup dengan munculnya bisul bisul kecil. (e) sampingan dari bisul kecil dan terlepasnya epidermis kulit dari 35-40% tubuh. (f) lepasnya jaringan epidermis sering muncul pada telapak tangan dan kaki.

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti di Eropa yaitu EuroSCAR Study group (gabungan dari universitas kedokteran di Jerman, Belanda, Italia, dan Perancis) menyatakan bahwa dari 18 pasien yang menggunakan Nevirapine, 15 mengalami sindrom ini dengan tingkat keparahan beragam dari 4-55% (dengan nilai tengah keparahan adalah 25%). Hasil ini dipublikasikan dalam jurnal berjudul Nevirapine and the risk of Stevens-Johnson syndrome or toxic epidermal necrolysis, atau Nevirapine dan Resiko Steven Johnson Syndrome atau TEN. jurnal yang sudah kami kumpulkan ini dapat didownload disini.

Studi kasus yang sama juga dilakukan pada regimen ARV yang lain yaitu Efavirenz, dimana terdapat hasil bahwa sebagian besar penderita SJS pada tervonis HIV disebabkan karena terapi ARV golongan NNRTI, salah satunya Efavirenz. Setelah penggunaan ARV dihentikan, Sindrom SJS berangsur berhenti. Laporan ini dapat dibaca di jurnal Efavirenz-Associated Stevens-Johnson Syndrome yang dapat di-download disini.

Ternyata, Efek samping jangka panjang dari ARV sangat mengerikan dan mematikan, salah satunya SJS dan TEN ini yang dapat mematikan dan melapaskan jaringan epidermis kulit, dan efek ini terjadi pada 80% pasien yang dilakukan studi menggunakan regimen ARV dasar yaitu Efavirenz dan Nevirapine (golongan NNRTI).
Contoh saksi sahabat MAHA STAR yang pernah terkena SJS ini bisa dilihat di grup dalam link ini dan gambar ini:

So, Masih mau gambling pake ARV??

Sumber:
Jurnal Nevirapine and the risk of Stevens-Johnson syndrome or toxic epidermal necrolysis
Jurnal Efavirenz-Associated Stevens-Johnson Syndrome
Wikipedia Steven Johnson Syndrome
Wikipedia Toxic Epidermal Necrolysis




Selasa, 03 Januari 2017

Dokter & Tim Medis yg Menjebak serta Menstigmaku

DUNIA KU BAGAI KIAMAT

ini adalah kisah saya sendiri, saya akan berbagi pengalaman saya di sini. Pagi itu saya berniat untuk memeriksakan diri di puskesmas di kota tempat tinggal saya atas saran dari teman saya ( bukan tes hiv ). Saya sms teman saya untuk menemani saya buat periksa ke puskesmas itu. Berangkatlah kita ke sana pagi itu jam +-7an, saya ke situ berniat mau memeriksakan diri saya atas keluhan yang saya alami yaitu gatal di bagian anus sama gatel. Tapi pas saya mendaftarkan diri saya, saya di mintain ktp alasan nya buat data pengunjung. Tapi saya beralasan belum punya ktp karena waktu itu saya masih sekolah kelas 3smk, jadi saya kasih nama sama alamat palsu aja. Pas mau di periksa koq ada sesi kaya wawancara ? Di tanya ini itu segala macam. Pas udah selesai wawancara nya saya masuk ke ruangan yang lain, kata nya untuk pemeriksaan lebih lanjut.di ambillah darah saya itu,1 jam saya di suruh menunggu. Dalam hati saya bertanya2 koq aneh cara pemeriksaan nya, aku kan mau periksa ini malah di wawancara. Setelah satu jam menunggu saya di panggil, dan ibu ibu yang pake kerudung ala ala hetty koes endang itu bilang, "gimana ini kamu koq bisa " saya bingung maksud nya apa ibu ibu itu bilang gitu. Pas di keluarin kertas selembaran dia bilang "kamu positif" kata nya. Di situ aku masih bingung maksud nya apa saya tanya ke ibu nya maksud nya apa ini bu? Terus dia bilang kamu positif hiv. Dungjreng !!!! Gelap rasa nya dunia ini, seperti terjatuh ke dalam jurang yang teramat dalam, bulan september menjadi saksi gugur nya semua rencana dan cita2 yang sudah saya persiapkan setelah lulus sekolah nanti, di hari itu aku harus mengubur impian ku pergi ke formosa, di bulan itu aku harus memilih maju ke depan dengan tertatih atau terpuruk selama nya. Pengen nangis tapi tak bisa, pengen marah ke siapa?. Setelah itu teman saya ( teman saya bukan anggota konselor/pun lsm ) menghampiri saya yang sedang duduk melamun di depan teras puskesmas itu. Lalu dia bertanya, lalu saya kasih tau kabar buruk itu ke dia. Lalu saya berkata sama dia "kamu masih sudi berteman sama aku ini ris?" . teman saya berusaha menenangkan saya, dan membantu saya untuk terus bangkit. Saya pun tak mau tinggal diam saya langsung jelajah ke gogle tentang bagimana pengobatn hiv, bagaimana dampak arv macam2 pokok nya. Di situ saya mulai mikir2 badan saya sehat, saya tidak kenapa napa, tapi tetap rasa takut, bimbang selalu muncul. Akhir nya saya putuskan untuk melanjutkan pemeriksaan ke RS dengan membawa selembar kertas yang di berikan pihak puskesmas kepada saya waktu itu. Ke esokan hari nya saya berangkat di temani teman saya yang selalu support saya. Sesampai nya di tempat pendaftaran, saya jadi bahan cemo'ohan pegawai rs, bahkan ada yang memandang saya sinis, kat nya b20 ya, awas ada b20 bla bla bla, kalau tidak ada teman saya mungkin saya gak akan sekuat waktu itu. Pas udah selesai daftar ini itu, tapi tetap dengan nama dan alamat yang saya sengaja palsukan akhir nya saya di bawa ke ruangan khusua odha, di sana saya bertemu dokter dan asisten nya. Kemudian saya serahkan selembaran kertas yang dari puskesmas itu, lalu dokter nya bilang gak usah tes ulang ini udah poaitif, saya di takut2in di situ, kata nya ada yang 3bulan meninggal karena gak mau minum obat, ada yang kurus kering bla bla bla. Di saat ketakutan itu saya nurut aja kata dokter nya, lalu saya di kasih obat entah itu apa saya gak tau. Besok nya saya minum obat dari dokter itu, subhanallah mual, bumi kaya muter2, seminggu saya konsumsi obat itu, kulit saya jadi keriput kaya orang lansia, kurus banget jadi nya. Gak tahan dengan ke adaan saya ini, saya cerita ke ortu saya tentang status saya sebagai odha, awal nya ibu saya gak mau nerima jadi saya pergi dari rumah. 5 bulan berlalu saya ninggalin ortu, akhir nya saya putuskan pulang berkat support dari teman saya. Dan saya juga udah ningglin obat terkutuk itu sejak pemakaian yg ke 7hari. Akhir nya saya pulang, ortu saya menerima saya. Dan sejak saat itu kehidupan saya jadi normal kembali, bahkan ortu jadi lebih perhtian. Saya tinggalkan obat laknat yang membuat saya kaya mayat hidup itu, saya hany konsumsi kunyit, kadang sambiloto sama biji jinten. Dan waaoow hasil nya berat badan saya yang semula mentok di 50kg, sekarang naik jadi 56kg walau butuh waktu cukup lama. Pikiran pikiran negatif saya buang jauh2, karena saya baik2 saja. Tanpa terken hiv pun nanti juga saya bakalan mati, itu yang membuat saya terus bangkit. Tinggal bagaimana cara nya saya memanfaatkan sisa hidup saya buat orang tua saya, menunjukkan ke pada para konselor durjana dan abdi lsm kalau odha itu tidak seburuk yang mereka pikirkan, tanpa obat dari mereka pun kita bisa sehat, mampu berdiri sendiri. Karena hidup bukan untuk di bodohi, ingat yang merasakan sakit gak nya ada di diri kita, merek para pencari mangsa cuma tau lewat berita berita bejad penuh kepalsuan. #salam sehat M.S







Sabtu, 19 November 2016

Pengakuan penyesalan dari seorang kakak tercinta

maaf apa aq boleh berbagi pengalama sedikit mengenai perbaikan nutrisi,,
krn sebelum adik q meninggal adikq sempet gemuk,, dgn perbaikan nutrisi,, tiap hari adikq konsumsi,, madu,, habbatusaodah,, rebusan air daun kelor,, bubur kacang hijau,, sama ikan gabus,, itu setiap hari,, dlm satu bulan berat badan ny naik 12 kg,, salah ny,, di saat masih perbaikan nutrisi,, adik q masih arv,, saat itu pengetahuanq minim krn aq blm taw kalo arv itu obat keras yg bs merusak organ dlm,, bisa di bilang aq terlambat masuk di grup maha star,,, jd buat temen" yg blm terlanjur,, sudahi konsumsi arv,, trs pindah ke pengobatan herbal trs positif  thingking,, percaya bahwa di setiap sakit ada obat ny,,, doa dn ikhtiar terus, bgi yg punya perilaku seks menyimpang sudahi dan bertobat,, sebelum terlambat,, Allah maha Pengampun,, trims,, :)

Senin, 14 November 2016

Hasil Tes berbeda, hanya karena perbedaan jawaban counseling/wawancara

baiklah.......its true story.
pada taun 2014 saya di ajak teman yang aktive di LSM untuk cek darah dan akhirnya saya vonis HIV positive...
serasa dunia ini jadi kiamat karena ketakutan dari dokrin dokrin yang saya baca dan saya dengar...
CD4 saya waktu itu 350...dan disarankan minun arv..saya di bujuk oleh orang yang ngajak untuk minum ARV. jujur awalnya saya ragu tapi saya coba aja, awalnya saya minum muntah muntah n pusing...itu hanya beberapa hari saja.
ketika saya ambil obat di bulan ke dua, beberpa orang yang satu LSM yang ajak saya tadi lagi nyusun startegi buat ngajak orng sebanyak banyaknya untuk cek darah...( saya jadi penasaran apakah merka ini di bayar atau....??????)
nah..dari sana saya berhenti minum obat ARV..saya balik ke riau..saya cek beberapa rumah sakit tanpa menyebutkan status positive saya...dan hal yang menakjubkan adalah saya negative...aneh sekali...lalu saya cek lagi di rumah sakit di kota BERTUAH...dengan mengatakan kalo saya pernah berhubgan sex bebas..dan haslnya positive....ini membinggungkan bagi saya..

di awal tahun 2015 saya pindah kota dan pulau....saya cek darah lagi tanpa keterangan kalo saya negatife di 3 rumah sakit yang berbeda..hasilnya ke 3 rumah sakit tersebut negative...ini membuktikan bagi saya bahwa HIV itu hanyalah penyakit rekayasaan saja..bahkan sampai detik ini saya sehat..
dan efek samping dari ARV yang saya minum sampai sekarang saya jadi alergi kalo makan telor dan ikan laut..tubuh saya sering gatal gatal..

nah,,,,mari kita berpikir positif bahwa HIV bukanlah penyakit yang mematikan dan bukanlah penyakit yang menakutkan..yang paling menakutkan itu hanyalah ketakutan bathin kita ketika kita di vonis HIV..
saran saya JADILAH DOKTER BAGI TUBUH ANDA, KARENA HANYA ANDALAH YANG BISA MENENTUKAN BAIK DAN BURUKNYA JASAD YANG ANDA PAKAI.
ingat penyakit gula lebih menakutkan dari pada hiv..pikiran kita sudah di putar balikkan oleh barat....dan yang anehnya kenpa hanya negara sedang berkembang dan negara miskin saja yang kena hiv..semntara negara yang melegalkan LGBT tak ada isu mengenai HIV.
hanya oknum tertentu yang bisa menjawab.




Sabtu, 05 November 2016

6 thn Tanpa arv, Istri & Anak Tidak Tertular

13 oktober 2010 s/d 16 oktober 2010

Sahabat saya dia belum bisa menerima kenyataan itu.
Hingga aktivitas di perushaannya terganggu karna dia sibuk mencari informasi dan melakukan tes berulang ulang kali..

Pada tanggal 16 oktober 2010
Saya  kenalkan sahabat saya dengan dokter wijaya dimana Dia dokter pribadi keluarga saya...

Sahabat sya awalnya menolak untuk bertemu dengan dokter wijaya.
Dan saya hanya mampu meyakinkan Dia bahwa dokter tersebut sangat amanah Dan mampu memberikan spirit terhadap pasien nya

Masih ditanggal yang sama sore harinya dia memutuskan mau untuk konseling dengan dokter wijaya hampir 4 jam dia konseling dengan dokter wijaya
Al hasil alhamdulilah sahabat saya kembali lagi seperti dulu dia hanya berbicara
Saya ga akan pernah kalah dengan virus hiv ini..

Esoknya dia melakukan aktivitas seperti biasanya lagi dan didampingi hingga sampai saat ini 2016  dia tetap tegar,sehat dan tidak berpenyakit walaupun ada virus hiv didalam tubuhnya
Dia yakin bahwa pertahanan imun yang selama ini diarahkan dokter wijaya itu sangat berhasil
Saat ini dia memiliki seorang istri dan sudah mempunyai 2 anak dari hasil pernikahannya tanggal 26 november 2012

Dan anak istrinya pun negatif dia tidak tertular virus hiv itu..
Ingat..
Dia tidak mengkonsumsi arv yang disarankan dokter konseling saat ini
Dia hanya mengkonsumsi suplemen untuk pertahanan tubuh  untuk imunnya..

Note
Keyakinan bahwa kita dapat sembuh dapat menjauhkan semua dari penyakit yang ada
Jika memang dinyatakan positif.
Lakukan lah aktivitas  seperti biasanya dan anggap keputusan dan informasi dari org yang menyatakan kamu posiitif itu tidak ada
Disini saya hanya berbagi pengalaman apa yang sya alami agar temen temen dapat menyadari bahwa pernyataan anda posiitif bukan akhir dari segalanya..
Ingat orang orang yang menyayangi anda
Berlaku lah hidup sehat, setia pada pasangan dan konsumsi makanan bergizi dan buah buahan + tidur yang cukup

Semoga bermanfaat