Ayo Bergabung!

Jumat, 06 Januari 2017

ARV Effect #2: Steven Johnson Syndrome

[PERINGATAN: Gambar-gambar dalam post ini mungkin bersifat 'disturbing', mengerikan dan tidak cocok untuk sebagian orang]


Seperti yang sudah sahabat semua ketahui, ARV adalah obat kimiawi yang harus dikonsumsi seumur hidup oleh orang-orang yang divonis HIV, sementara efek samping jangka panjang ARV adalah AIDS itu sendiri. 
Sahabat yang belum membaca rangkuman efek samping jangka panjang dari ARV bisa dibaca di blog kita disini. Pernah juga kita bahas mendalam tentang salah satu efek samping jangka panjang yaitu Lipoatrofi-lipodistrofi, yaitu penimbunan lemak pada tempat yang tidak seharusnya dan kehilangan lemak ekstrim pada beberapa bagian tubuh, blog post-nya bisa dibaca disini.
kali ini kita akan bahas tentang efek jangka panjang lainnya yang ga kalah ngeri, mematikan, dan sering terjadi oleh pengguna ARV berbagai regimen, yaitu kerusakan hebat bahkan kematian dari jaringan epidermis kulit dengan nama medis Steven Johnson Syndrome atau disingkat SJS.

Steven Johnson Syndrome adalah bentuk dari nekrolisis epidermis, penyakit kulit mematikan karena keracunan. Dimana sel epidermis yang mati akan terpisah dari jaringan dermis. Sindrom ini adalah hipersensitivitas yang menyerang kulit dan membran mukosa (jaringan dalam mulut, vagina dan anus juga usus). Penyakit ini disebabkan oleh efek pengobatan tertentu, atau dalam kasus langka, karena kanker. SJS erat kaitannya dengan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) atau biasa dikenal dengan Lyell's Syndrome, dimana kondisi jaringan kulit yang mati akibat keracunan obat-obatan benar-benar terkelupas habis dari tubuh dan menyebabkan kematian.


Gambar diatas adalah contoh klinis dari sindrom SJS yang terjadi: (a) rusaknya bagian dari bibir dan mulut adalah karakteristik dari SJS dan TEN. (b) gambar lesi yang diperbesar dari pulpatic macule, bisul kecil, dan lepasnya epidermis. (c) gambar biopsi kulit menunjukan lepasnya jaringan epidermis kulit yang mati. (d) SJS tertutup dengan munculnya bisul bisul kecil. (e) sampingan dari bisul kecil dan terlepasnya epidermis kulit dari 35-40% tubuh. (f) lepasnya jaringan epidermis sering muncul pada telapak tangan dan kaki.

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti di Eropa yaitu EuroSCAR Study group (gabungan dari universitas kedokteran di Jerman, Belanda, Italia, dan Perancis) menyatakan bahwa dari 18 pasien yang menggunakan Nevirapine, 15 mengalami sindrom ini dengan tingkat keparahan beragam dari 4-55% (dengan nilai tengah keparahan adalah 25%). Hasil ini dipublikasikan dalam jurnal berjudul Nevirapine and the risk of Stevens-Johnson syndrome or toxic epidermal necrolysis, atau Nevirapine dan Resiko Steven Johnson Syndrome atau TEN. jurnal yang sudah kami kumpulkan ini dapat didownload disini.

Studi kasus yang sama juga dilakukan pada regimen ARV yang lain yaitu Efavirenz, dimana terdapat hasil bahwa sebagian besar penderita SJS pada tervonis HIV disebabkan karena terapi ARV golongan NNRTI, salah satunya Efavirenz. Setelah penggunaan ARV dihentikan, Sindrom SJS berangsur berhenti. Laporan ini dapat dibaca di jurnal Efavirenz-Associated Stevens-Johnson Syndrome yang dapat di-download disini.

Ternyata, Efek samping jangka panjang dari ARV sangat mengerikan dan mematikan, salah satunya SJS dan TEN ini yang dapat mematikan dan melapaskan jaringan epidermis kulit, dan efek ini terjadi pada 80% pasien yang dilakukan studi menggunakan regimen ARV dasar yaitu Efavirenz dan Nevirapine (golongan NNRTI).
Contoh saksi sahabat MAHA STAR yang pernah terkena SJS ini bisa dilihat di grup dalam link ini dan gambar ini:

So, Masih mau gambling pake ARV??

Sumber:
Jurnal Nevirapine and the risk of Stevens-Johnson syndrome or toxic epidermal necrolysis
Jurnal Efavirenz-Associated Stevens-Johnson Syndrome
Wikipedia Steven Johnson Syndrome
Wikipedia Toxic Epidermal Necrolysis




0 komentar:

Posting Komentar