Ayo Bergabung!

Sabtu, 20 Agustus 2016

Wawancara Luc Montagnier: HIV/AIDS Mudah Sembuh Dengan Nutrisi

Luc Montagnier, Profesor penemu virus yang kemudian diberi nama HIV, dan peraih nobel ini dalam kesempatan wawancara menjelaskan bahwa HIV tidak seperti yang diberitakan sekarang. HIV dapat mudah disembuhkan dengan perbaikan nutrisi dan air.


Berikut adalah transkrip yang sudah diterjemahkan dari wawancara Luc Montagnier yang menyatakan bahwa HIV dapat sembuh dengan perbaikan nutrisi:

__________________________________________________

Brent Leung:
Anda berkata sebelumnya mengenai tekanan oksidatif, yaitu dengan menangani tekanan oksidatif adalah salah satu dari cara terbaik untuk mengatasi epidemi AIDS di Afrika?

Luc Montagnier:
Saya pikir ini adalah salah satu cara yang perlu diadakan pendekatan, untuk mengurangi tingkat penyebaran karena saya percaya bahwa HIV – kita bisa terpapar HIV berulangkali tanpa terinfeksi secara kronis – sistem imun kita akan mengenyahkan virus tersebut dalam beberapa minggu, jika Anda memiliki sistem imun yang bagus. Dan ini juga jadi masalah bagi orang-orang Afrika. Nutrisi mereka sangat tidak seimbang, mereka mengalami tekanan oksidatif, walaupun mereka tidak terinfeksi oleh HIV; jadi sistem imun mereka tidak berfungsi dengan baik sejak dari awal (red: karena nutrisi tidak baik). Jadi ini mempermudah, Anda tahu, mengijinkan HIV untuk masuk dan tetap ada.
Sebenarnya ada banyak cara dimana bukanlah vaksin, nama ajaibnya, vaksin, banyak cara untuk mengurangi transmisi hanya dengan penetapan sederhana seperti nutrisi, memberikan antioksidan tertentu, menjaga kebersihan, dan melawan infeksi-infeksi lainnya.
Mereka (red: cara-cara alami) tidaklah spektakular, tapi mereka mampu, Anda tahu, mengurangi epidemi dengan baik, sampai pada level epidemi di negara-negara barat.

Brent Leung:
Jika Anda punya sistem imun yang baik, maka tubuh Anda dapat mengenyahkan HIV secara alami?

Luc Montagnier:
Benar.

Brent Leung:
Oh menarik. Apa Anda berpendapat bahwa kita sebaiknya lebih lagi menekankan akan pemanfaatan antioksidan dan pengobatan alami lainnya di Afrika daripada antiretroviral (obat AIDS)?

Luc Montagnier:
Kita harus lebih lagi menekankannya, Anda tahu, suatu kombinasi dari penetapan antiksidan, nutrisi, melawan infeksi lain – malaria, tuberculosis, parasitosis, cacingan – , tentu juga pendidikan, kebersihan genital (red: kelamin) bagi wanita dan pria. Penetapan-penetapan yang sangat sederhana, dimana sangat tidak mahal, namun sanggup berdampak banyak. Dan ini adalah, sebenarnya kekhawatiran saya mengenai aksi spektakular akan penggalian dana global untuk membeli obat-obatan dan lainnya, dan (red:yayasan) Bill Gates, serta hal-hal lainnya, untuk membeli vaksin.
Tapi Anda tahu bahwa penetapan-penetapan seperti itu (red: alami) tidak begitu didanai, mereka tidak didanai sama sekali, atau bisa juga didanai. Anda tahulah, ini tergantung dari pemerintah lokal untuk mengambil pilihan akan hal ini, tapi mereka – pemerintah lokal – mengambil saran dari para penasihat ilmiah di institusi-institusi intelijen, dan mereka tidak sering mendengarkan saran-saran seperti ini.

Brent Leung:
Ya karena dalam nutrisi tidak menghasilkan uang khan? Tidak ada keuntungan.

Luc Montagnier:
Tidak ada keuntungan, ya. Air sangatlah penting. Airlah kuncinya.

Brent Leung:
Sekarang Anda katakan suatu hal, Anda berkata mengenai fakta bahwa jika Anda memiliki sistem imun yang kuat, adalah mungkin untuk mengenyahkan HIV secara alami (red: dengan sendirinya). Jika Anda mengambil seorang Afrika miskin yang telah terinfeksi (red:HIV positif) dan Anda menguatkan sistem imun-nya, apakah memungkinkan baginya untuk juga mengenyahkan HIV secara alami?

Luc Montagnier:
Saya pikir demikian.

Brent Leung:
Itu hal penting, suatu poin yang penting.

Luc Montagnier:
Itu adalah pengetahuan penting yang telah diabaikan sepenuhnya. Orang-orang selalu berpikir akan obat-obatan dan vaksin. Jadi ini adalah suatu pesan yang bisa jadi berbeda dari apa yang pernah Anda dengar sebelumnya, bukankah demikian?

Brent Leung:
Penutupannya?

Luc Montagnier:
Baiklah, pesan saya ini, ia berbeda dari apa yang Anda dengar dari (Antony) Fauci atau …

Brent Leung:
Ya, sedikit berbeda. (ungkapan bercanda karena Antony Fauci berpendapat bahwa HIV harus ditangani dengan obat-obatan antiretroviral dan tidak boleh dihentikan. Ia juga berpendapat bahwa HIV tidak bisa dihilangkan secara alami)

Luc Montagnier:
Sedikit berbeda.

_____________________________________________

Jumat, 19 Agustus 2016

Joan Shenton, Pendiri Immunity Resource Foundation: "Obat" HIV/AIDS Justru Membunuh Generasi

Ini adalah sebuah video tentang interview kepada salah satu independent TV producer yang sedang melangsungkan konferensi International HIV di Vienna Austria.



Berikut terjemahan dari transkrip interview tersebut:

Sekilas tentang Joan Shenton, adalah seorang broadcaster dan independent TV producer asal Inggris dan juga adalah founder dari Immunity Resource Foundation (IRF). Sebuah channel berita RT Studio dari Russia menanyangkan interview tele-conference dengan Joan yang mengadakan konferensi tentang HIV Aids di Vienna Austria.

Sudah selama 24 tahun kita ditantang dengan hipotesis bahwa HIV menyebabkan Aids dengan melibatkan banyak ilmuan dari seluruh dunia, Joan yang seorang independent producer membuat 11 video subjek dan akan di transimsikan ke seluruh dunia, namun itu tidak mengubah opini. Hal yang disampaikan pada konferensi di Vienna sangat penting karena membahas tentang kebohongan besar HIV Aids issue, bahwa HIV adalah penyebab Aids dan Aids adalah penyakit menular seksual.

Presenter menyatakan bahwa Joan memang menentang pengobatan konvensional (ARV) karena efeknya masih sangat kuat (dan berbahaya) lalu apakah ada solusi/alterntif yang ditawarkan oleh Foundation nya. Joan menyatakan konvensional treatment (AZT sekarang ART) membuat kematian massal pada generasi kaum gay muda. Semua itu terdokumntasi dengan baik, tidak ada satu pria, wanita muda dan beberapa wanita dewasa pun yang telah mendapat dosis tinggi AZT yang masih bertahan hidup, bahkan banyak orang lain yang belum mengonsumsi Antiretroviral yang masih hidup. Maka ini menjadi masalah penting dan menjadi challenge dari hipotesis ini karena diikat oleh ratusan juta dollar dari uang international yang tidak ada hasilnya.

Lalu presenter meminta apakah ada bukti dari pengobatan alternative yang lebih baik dari pengobatan konvensional, Joan pun merespon dengan, Aids sebagai penyakit yang hanya terbatas diderita oleh orang yang melakukan perbuatan beresiko, dan belum tersebar sebagai penyakit dengan orang heteroseksual, ini tidak menular seperti penyakit menular lainnya. Lalu yang kita lakukan adalah rubah gaya hidup kita, anda bisa menyatakan itu adalah sebagai alternative nya, perhatikan kesehatan anda dan tidak melakukan perbuatan beresiko yang mana ini terjadi sekarang. Orang banyak melakaukan perbuatan beresiko dengan multiple sexual partner (berganti-ganti pasangan) yang mengakibatkan terkena nya multiple sexual diseases (Penyakit menular seksual). Perubahan gaya hidup akan membuat kondisi anda akan membaik. Pada pengalaman saya, saya melihat seorang pria muda yang dites positive (Reaktif) beberapa tahun lalu, dan kita melakukan tes sendiri. Kita melakukan tes 35 sample darah di University of surrey, dari 35 sample darah kita melakukan test di 3 hiv kit berbeda. 2 test kit menunjukan hasil yang sama test kit yang ke 3 menunjukan 19 orang yang berasal dari “no man’s land area” (tempat pembuangan) . dan ada seorang pria yang hasil test nya negative 2 kali ketika kita membawa nya ke London teaching hospital namun dia telah di test dan hasilnya positive 3 kali pada pengetesan acak hiv sebelumnya. 
Maka hiv tes sesungguhnya adalah kejahatan. Anda bisa terdeteksi hiv positive jika memiliki 67 kondisi salah satunya adalah TB, Sifilis, Malaria dan invasive mycoses (infeksi jamur, Candidia dll). list lengkapnya, cek disini

Lalu mengapa teori ada tidak/belum dimengerti (oleh WHO, konvensional doctor) ?
“Well it has catch on if you think” tentu itu sudah dimengerti jika anda berfikir. Rethinking Aids (orang yang mempunyai pemikiran lain) di Amerika sangat banyak, kita memiliki ribuan anggota dan kita memiliki Nobel Laureate (organisasi penganugrahan nobel) yang mendukung kita dan kita memilki setidaknya 500 ilmuan molekuler terkemuka di seluruh dunia yang mendukung “alternative view” pandangan alternative dan men-challenge hipotesis infeksi. Basically, sangat sulit untuk men-challenge orthodox TV (Aids Orthodox) karena media sangat berkuasa dan drug industries (industri-industri farmasi) sangat berkuasa, melebihi pemerintah. Lambat laun kebenaran akan terungkap.

VCT dan HIV Rapid Test Ternyata Tidak Terstandar dan Tidak Akurat

Tes VCT dengan metode rapid test, Meski katanya tes ini berguna untuk mengetahui status sebuah infeksi virus HIV, tapi ternyata tes ini sangat2 relatif, tidak ada standar yg berlaku (bahkan di dunia) dan tidak akurat, bahkan selalu terjadi hasil false positive (positif palsu).
VCT itu sebetulnya hanya ada di Indonesia, yaitu program tes HIV dengan cara konseling/curhat. apalagi KPA dan KDS berlomba2 menjaring org2 untuk VCT melalui konselor dgn target bulanannya. ada yg menggunakan iming2 gratis, atau diberi uang, sampai disini pun, ajang tes VCT harusnya sudah dicurigai, itu baru bicara kebijakan. gimana kalau bicara teknis medis? lebih mencurigakan lagi.

TIDAK TERSTANDAR RESMI
Tes HIV melalui VCT menggunakan cara rapid test (ELISA dan Western Blot), dimana hasil tes bisa ditunggu dalam hitungan menit bahkan detik. tes ini bukan mencari ada tidaknya virus, tapi ada tidaknya antibodi dari virus itu. ketika sampel darah diuji pada test kit, maka timbul hasil yang harus diinterpretasi (diartikan) oleh sang penguji, atau diterjemahkan langsung oleh kit dgn beberapa kriteria. yang jadi masalah, TIDAK ADA standar resmi yang berlaku untuk mengartikan hasil dan kriteria tiap test di setiap negara pun berbeda.


Gambar diatas, dan juga file ini menunjukan perbedaan interpretasi untuk menentukan HIV positif pada tes western blot (WB). terlihat sangat jelas, pengartian hasil tes HIV melalui WB berbeda2 di afrika, australia, inggris. bahkan organisasi2 kesehatan dunia pun berbeda pendapat, yaitu CDC (centre for Disease control), FDA (food and drugs administration), dan palang merah/red cross, bahkan WHO.

Jadi, ada 3 kriteria yg dipertimbangkan dalam menentukan status R, yaitu nilai kuantitatif dari: GAG Gene, POL gene, ENV gene.
tapi eh tapi, koq semua negara dan organisasi punya macam2 versi dalam membaca criteria itu??
bisa terlihat, ketika kita tes HIV di inggris dan hasilnya positif (reaktif), ternyata bisa menjadi negatif (non reaktif) di Amerika versi CDC. Indonesia ikut yang mana? hanya Tuhan dan Kemenkes yang tau.

TIDAK AKURAT
Karena tes HIV melalui VCT ini mendeteksi antibodi (bukan virus) maka tingkat kesalahannya besar. dalam berbagai jurnal (bisa cek scholar google dgn keyword: "false positive HIV rapid test") dan berbagai situs resmi yg berhubungan dgn HIV (boleh cek situs aids(dot)gov, cdc(dot)gov, dll) MENGAKUI bahwa tes rapid dalam VCT SERING mengeluarkan hasil false postive (positive palsu). lho kenapa? karena yang alat deteksi adalah antibodi, yaitu reaksi darah terhadap patogen.
setidaknya ada beberapa faktor yg menyebabkan hasil positif palsu: kehamilan, vaksinasi, infeksi patogen lain (malaria, sipilis, tuberculosis, leprosis, herpes simplex, chlamydia, dll), autoimun, tingginya nilai CD5+ B-Lymphocite (reaksi imun terhadap antigen infeksi), genetik, kontaminasi (darah terdapat protein bakteri E-coli), dan lain lain. (sumber terlampir)

KESIMPULAN
dari penjelasan ini, intinya, tes HIV melalui VCT bukan jaminan mendapatkan hasil pasti. karena TIDAK TERSTANDAR dalam intrepretasi hasil kriteria, bahkan negara2 dan organisasi2 kesehatan di dunia pun berbeda pendapat. Juga tes HIV melalui VCT TIDAK AKURAT karena sering mengeluarkan hasil positif palsu.
Bayangkan, beban seperti apa yang akan ditanggung dari sebuah test yang super relatif ini?

  • beban psikologis, jelas, hasil tes secara tidak langsung mempengaruhi mental dan meningkatkan stress, ujung2nya sakit. 
  • beban sosial, dimana dalam VCT tidak bisa anonymous (tanpa nama), harus melampirkan identitas dan didata ke kemenkes, jelas melanggar privasi, bahkan bila terbongkar akan menimbulkan stigma dan diskriminasi, belum lagi ketika mereka mengejar-ngejar agar mau ambil ARV.
  • beban fisik dan jasmani, ini yang ditakuti, ketika vct mengeluarkan hasil positif (yg belum jelas asli atau palsu), maka org tersebut akan diarahkan untuk treatmen ARV, yg kita sendiri tau seperti apa efeknya. bayangkan racun itu masuk ke tubuh yang harusnya sehat, hanya krn sebuah status yg belum tentu benar.

jadi, masih mau kah VCT dgn mempertaruhkan psikis, kesehatan, dan kehidupan sosial?

SUMBER:
Scientific journal: Causes of false-positive HIV rapid diagnostic test results