Ayo Bergabung!

Jumat, 19 Agustus 2016

VCT dan HIV Rapid Test Ternyata Tidak Terstandar dan Tidak Akurat

Tes VCT dengan metode rapid test, Meski katanya tes ini berguna untuk mengetahui status sebuah infeksi virus HIV, tapi ternyata tes ini sangat2 relatif, tidak ada standar yg berlaku (bahkan di dunia) dan tidak akurat, bahkan selalu terjadi hasil false positive (positif palsu).
VCT itu sebetulnya hanya ada di Indonesia, yaitu program tes HIV dengan cara konseling/curhat. apalagi KPA dan KDS berlomba2 menjaring org2 untuk VCT melalui konselor dgn target bulanannya. ada yg menggunakan iming2 gratis, atau diberi uang, sampai disini pun, ajang tes VCT harusnya sudah dicurigai, itu baru bicara kebijakan. gimana kalau bicara teknis medis? lebih mencurigakan lagi.

TIDAK TERSTANDAR RESMI
Tes HIV melalui VCT menggunakan cara rapid test (ELISA dan Western Blot), dimana hasil tes bisa ditunggu dalam hitungan menit bahkan detik. tes ini bukan mencari ada tidaknya virus, tapi ada tidaknya antibodi dari virus itu. ketika sampel darah diuji pada test kit, maka timbul hasil yang harus diinterpretasi (diartikan) oleh sang penguji, atau diterjemahkan langsung oleh kit dgn beberapa kriteria. yang jadi masalah, TIDAK ADA standar resmi yang berlaku untuk mengartikan hasil dan kriteria tiap test di setiap negara pun berbeda.


Gambar diatas, dan juga file ini menunjukan perbedaan interpretasi untuk menentukan HIV positif pada tes western blot (WB). terlihat sangat jelas, pengartian hasil tes HIV melalui WB berbeda2 di afrika, australia, inggris. bahkan organisasi2 kesehatan dunia pun berbeda pendapat, yaitu CDC (centre for Disease control), FDA (food and drugs administration), dan palang merah/red cross, bahkan WHO.

Jadi, ada 3 kriteria yg dipertimbangkan dalam menentukan status R, yaitu nilai kuantitatif dari: GAG Gene, POL gene, ENV gene.
tapi eh tapi, koq semua negara dan organisasi punya macam2 versi dalam membaca criteria itu??
bisa terlihat, ketika kita tes HIV di inggris dan hasilnya positif (reaktif), ternyata bisa menjadi negatif (non reaktif) di Amerika versi CDC. Indonesia ikut yang mana? hanya Tuhan dan Kemenkes yang tau.

TIDAK AKURAT
Karena tes HIV melalui VCT ini mendeteksi antibodi (bukan virus) maka tingkat kesalahannya besar. dalam berbagai jurnal (bisa cek scholar google dgn keyword: "false positive HIV rapid test") dan berbagai situs resmi yg berhubungan dgn HIV (boleh cek situs aids(dot)gov, cdc(dot)gov, dll) MENGAKUI bahwa tes rapid dalam VCT SERING mengeluarkan hasil false postive (positive palsu). lho kenapa? karena yang alat deteksi adalah antibodi, yaitu reaksi darah terhadap patogen.
setidaknya ada beberapa faktor yg menyebabkan hasil positif palsu: kehamilan, vaksinasi, infeksi patogen lain (malaria, sipilis, tuberculosis, leprosis, herpes simplex, chlamydia, dll), autoimun, tingginya nilai CD5+ B-Lymphocite (reaksi imun terhadap antigen infeksi), genetik, kontaminasi (darah terdapat protein bakteri E-coli), dan lain lain. (sumber terlampir)

KESIMPULAN
dari penjelasan ini, intinya, tes HIV melalui VCT bukan jaminan mendapatkan hasil pasti. karena TIDAK TERSTANDAR dalam intrepretasi hasil kriteria, bahkan negara2 dan organisasi2 kesehatan di dunia pun berbeda pendapat. Juga tes HIV melalui VCT TIDAK AKURAT karena sering mengeluarkan hasil positif palsu.
Bayangkan, beban seperti apa yang akan ditanggung dari sebuah test yang super relatif ini?

  • beban psikologis, jelas, hasil tes secara tidak langsung mempengaruhi mental dan meningkatkan stress, ujung2nya sakit. 
  • beban sosial, dimana dalam VCT tidak bisa anonymous (tanpa nama), harus melampirkan identitas dan didata ke kemenkes, jelas melanggar privasi, bahkan bila terbongkar akan menimbulkan stigma dan diskriminasi, belum lagi ketika mereka mengejar-ngejar agar mau ambil ARV.
  • beban fisik dan jasmani, ini yang ditakuti, ketika vct mengeluarkan hasil positif (yg belum jelas asli atau palsu), maka org tersebut akan diarahkan untuk treatmen ARV, yg kita sendiri tau seperti apa efeknya. bayangkan racun itu masuk ke tubuh yang harusnya sehat, hanya krn sebuah status yg belum tentu benar.

jadi, masih mau kah VCT dgn mempertaruhkan psikis, kesehatan, dan kehidupan sosial?

SUMBER:
Scientific journal: Causes of false-positive HIV rapid diagnostic test results

12 komentar:

  1. mohon maaf.mungkin perlu diluruskan kembali.
    pemeriksaan rapid test untuk HIV adalah metode ICT. sedangkan standar emas yang digunakan untuk konfirmasi selanjutnya adalah metode ELISA dan Western blot. pemeriksaan yang cepat atau rapid adalah ICT. Tetapi metode untuk konfirmasi hasil adalah elisa dan western blot yang hasilny tidak bisa cepat.ELISA 1-2 hari.Western blot biasanya 1 minggu atau 2 minggu baru dikeluarkan hasilnya.

    BalasHapus
  2. maaf.hanya meluruskan saja. rapid test yang dimaksud untuk pemeriksaan HIV adalah metode ICT yang hasilnya dapat ditunggu dalam waktu singkat 15-30 menit. hasil tersebut harus dikonfirmasi dulu dengan standar baku atau emas yaitu ELISA dan Western Blot. sehingga jelas bahwa ELISA dan Western blot bukan metode rapid, namun untuk uji selanjutnya setelah rapid karena lebih sensitif dan valid. hasilnya pun membutuhkan waktu lebih lama. ELISA 1-2 hari. WB dapat 1-2 minggu tentunya dengan validasi dari ahli klinisi/dokter yang berwenang.

    BalasHapus
  3. Bingung.. saya sudah arv dua tahun tapi masih saja merasakan efek dari arv. Belum lagi beban mental setiap harinya.saya harus bagaimana??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga cepat bisa beradaptasi. Mkn obatnya memang tdk cocok di anda. Tanyakan lahnke dokternya. Pd saat pertama kali mendapatkan ARV 2 th yg lalu sy 3 bln pertama tdk cocok, selalu vertigo dan mual, maka sy diganti regimen dan setelahnya tdk pernah ada keluhan sampai skrg.

      Hapus
  4. Sangat mendidik agar kita tidak paranoid

    BalasHapus
  5. Saya sudah test di puskesmas terdekat dan hasil nya positif, dan apakah itu bisa dipercaya atau akurat bahwa saya terindekte HIV atau adakah cara lain untuk memeriksa nya ?
    Tolong beri penjelasannya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika tes anda positif,jangan langsung percaya gan...
      Lakukan tes kedua di tempat lain..
      Di lembaga swasta maupun tes vct si tmpt lain..
      Dengan metode yang berbeda dari metode pertama..
      Jika hasilnya juga positif,maka anda kemungkinan terinfeksi..
      Jika negatif,bisa lakukan tes dengan jarak waktu berbeda 3 bulan sejak tes terakhir(jika tes di bulan 3,lakukan tes di bulan 6)..
      Salam gan..

      Hapus
  6. Tes VCT tidak akurat???
    Menurut saya tes VCT(metode rapid test Maupun ELISA)
    Sangat akurat,kenapa?
    Karena saya pernah tes dengan kedua metode itu..
    Pertama Tes VCT,Kedua tes di lembaga swasta(Laboratorium Klinik)
    Hasilnya sama...
    Jika tidak akurat,mengapa kedua hasil tes sama?
    Dalam waktu jarak 3 bulan lebih semenjak perilaku beresiko..
    Tes pertama tanggal 23 bulan 5
    Tes Kedua tgl 8 bulan 6,perilaku beresiko dilakukan tgl 20 februari..
    Kedua tes saya NON Reactive
    Dan tes itu juga sudah dikonfirmasi oleh menteri kesehatan..
    Juga dokter telah mengatakan bahwa tes tersebut mencapai 99,7% untuk Elisa untuk rapid mencapai 90% keakuratannya..
    Jadi..
    Jika Teman2 yang takut untuk tes..
    Jangan Percaya Dengan Blog Ini..
    Lebih baik Kalian Tes Vct Maupun Tes di lembaga swasta(prodi*,dll)
    Dengan kalian tes Walaupun Hasilnya Baik(NON reactive)
    Maupun buruk (reactive)
    Tetapi kalian tidak selalu dihantui momok kalian terkena HIV
    Jika kalian tes walaupun reactive,kalian bisa mendapatkan pengobatan ARV dan juga bisa lebih Berhati-hati untuk tidak menularkan kepada orang tercinta..
    Tapi jika kalian tidak berani Tes..
    Kalian akan selalu ditakuti oleh Momok itu selama bertahun-tahun..
    Tidak bisa tidur kalian selalu memikirkan tentang virus itu selama bertahun2,juga kalian bisa menularkan virus kepada keluarga,teman dan orang lain yang tidak bersalah..
    Jadi,kalian pilih mana?
    Takut untuk Tes HIV karena takut hasilnya positif
    Atau
    Tes HIV untuk mendapatkan hasil agar kalian bisa lebih tenang dan tidak selalu kepikiran akan hal itu lagi...
    Jika kalian tidak berani tes karena takut dengan hasilnya,saya juga sama(saya juga takut tetapi saya memikirkan tentang stress yang akan saya derita jika tidak berani tes)
    Jadi Lebih baik kalian mengetahui hasil tes agar kalian yakin 100% dengan tubuh kalian apakah terinfeksi atau ngak
    Itu lebih baik daripada kalian tidak tau sama sekali dan stress selama bertahun2
    Salam....

    BalasHapus
  7. Tes menggunakan kit one step pt. Danpac pharma/nanton hasilnya negatif. Tes di puskesmas hasilnya reaktif. Bagaimana ya?

    BalasHapus
  8. Sy sudah 3tahun sembuh tanpa arv..tapi sekarang kambuh akibat waktu berobat mata minum prednisolon 1x2sehari..selama seminggu ditambah ketika dahak kental,batuk dan flu..dokter bbkasihpjskasih antibiotik selama 2minggu..skr udah 2minggu badan drop 3kg..dimulut terasa ga rnak suka mual..ngeludah terus..mkn aja sulit mkn banyak..udah pakr nystatin 2btl blm sembuh..tiap tdrmlm suka ke bangun.karena trnggrokan kering..terus suka batuk ngeluarkan dahak..kk sy kasih tahu ke dokter bahwa sy hiv th 2017 ketika kgb..skt blm diperiksa sih ke penyakit dlm karena ga ada yg antar dan takut bayar soalny rujukannya hiv..sy harus bagaimana ini...mulut terasa ga enak langit langit mulut terasa kering..mungkin berjamur..

    BalasHapus
  9. Ditambah diare cair tiap hari tapi cuma 2-3kali..makanya blm minum obat..

    BalasHapus