Teh hijau berasal dari daun tanaman teh (Camellia Sinensis). Bedanya dengan teh hitam atau teh oolong, teh hijau tidak melalui proses fermentasi, oksidasi dan pengeringan yang berlebihan, sehingga meskipun kandungannya sama dengan jenis minuman teh lain, namun konsentrasi dalam teh hijau lebih tinggi. Tanaman teh berasal dari Tiongkok namun saat ini sudah luas dibudidayakan diberbagai negara seperti Jepang, Korea, Vietnam dan Indonesia.
Kandungan Teh Hijau
Kandungan dalam teh hijau sangat banyak, kompleks, dan belum seluruhnya dipahami. Komponen yang paling banyak dalam teh hijau adalah polifenol. Lebih spesifik yaitu flavonoid seperti catechin, catechin gallate, dan pro-antosianidin. daun segar mengadung kafein, theobromin, theofilin dan metilxantin, lignin, asam organik, klorofil, dan asam amino bebas. Kesemua itu dimanfaatkan oleh manusia dan didapatkan dengan cara ekstraksi menggunakan air panas atau diseduh (brewed).
Manfaat Biologis Teh Hijau
Polifenol dan flavonoid memegang peranan penting dalam memberi manfaat pada aspek biologis. Menurut penelitian ilmiah, teh hijau bermanfaat mengantasi berbagai masalah patologis, termasuk penyakit kardiovaskuler, stroke, obesitas, dan kanker. Teh hijau juga berperan sebagai antioksidan dalam menanggulangi radikal bebas yang memberikan efek negatif bagi kesehatan.
Berperan seperti antibiotik, teh hijau mampu menanggulangi masalah yang disebabkan mikroba diantaranya bakteri pencernaan yang menyebabkan diare, gastritis, dan infeksi lambung. Mikroba jamur dan virus juga dapat ditanggulangi dengan teh hijau misalnya potensi dalam memblok replikasi virus HIV, hepatitis, influenza, enterovirus, mengusir parasit, jamur filamen, mengatasi chlamydia dan mycoplasma.
Pelindung Imunitas dan Penghambat HIV
Selain berbagai manfaat dalam mengatasi keluhan penyakit patologis, melawan mikroorganisme merugikan, antioksidan dan anti-kanker, teh hijau juga disebut-sebut sebagai bahan potensial sebagai terapi alternatif infeksi HIV.
Dari berbagai penelitian menyebutkan bahwa bahan aktif polifenolik catechin dalam teh hijau mampu menginhibisi replikasi HIV transkriptase balik dan dengan mencegah penempelan virion HIV ke molekul T-sel helper (sel CD4). Dengan kata lain, catechin dalam teh hijau berperan dalam mencegah langkah awal dalam proses infeksi HIV ke T-sel dalam darah.
Konsumsi dan Dosis
Tidak ada penelitian bahwa teh hijau memiliki potensi mortalitas. Namun disarankan, konsumsi teh hijau per hari adalah maksimum 3 cangkir. Penggunaan teh hijau sebagai konsumsi moderat, reguler atau kebiasaan tergolong aman. Namun, jangan pula melebihi dosis maksimum konsumsi teh hijau karena berpotensi memperberat kerja liver, dan menjadi pro-oksidan berlebih yang merusak DNA (Johnson & G. Williamson, Phytochemical functional foods, 2003)
Manfaat luar biasa seperti ini, minim efek samping, koq masih pilih yang menyiksa?
Gue enggak kudet,
bangkit bersama MAHA STAR!
Sumber:
Maksud sy mana yg lebih baik, teh hijau atau kunyit
BalasHapus