Dari sekian banyak topik diskusi, pertanyaan "jadi apakah virus yang disebut HIV itu ada atau tidak?" adalah pertanyaan yang sering muncul, well, kami disini coba runutkan.
Kami sarankan, anda baca tulisan ini secara runut dari awal hingga akhir tanpa skip untuk mengkonstruksikan logika anda, jangan biasakan menjadi manusia yang ingin instan, ketika bertanya harus segera dijawab.
Sebelum ke jawaban, anda harus tahu terlebih dulu hakikat sains/ ilmu pengetahuan.
perkembangan ilmu pengetahuan dan fakta-faktanya tidak akan pernah mencapai kepastian, artinya dalam ilmu pengetahuan/sains tidak ada titik akhir.
loh kenapa? karena fakta ilmiah terus bertambah, terus berkembang, terus maju tanpa batas, tanpa ada hasil akhir.
Dalam metode ilmiah (Scientific method), semua fakta berawal dari bertanya (inquire), lalu berhipotesis, mengobservasi, Menyimpulkan, mengevaluasi hasil lalu dari hasil akan muncul kembali banyak pertanyaan. begitu seterusnya proses saintifik berlangsung, tanpa titik akhir.
Ingat pro dan kontra dalam fakta ilmiah dan faham di dunia?
evolusi vs kreasi, pro-vaksin vs anti-vaks, bumi bulat vs bumi datar, kapitalis vs sosialis, demokrasi vs komunis, climate change believer vs climate change denialist.
kenapa bisa ada pro dan kontra? karena manusia melakukan scientific method sendiri.
Ingat perkembangan ilmu yang pernah terjadi di dunia?
geosentris (bumi pusat tata surya) menjadi heliosentris (matahari pusat tata surya).
dulu geosentris diterima luas di masyarakat dan menjadi fakta ilmiah dikalangan scholar, orang-orang yang menentangnya dianggap sesat oleh gereja bahkan dihukum mati oleh kerajaan, setelah ditemukan telescope fakta yang dulu dianggap sesat -- yaitu heliosentris, sekarang diterima secara luas dan menjadi fakta ilmiah.
Contoh lain adalah death plague abad pertengahan, sebelum ditemukannya antibiotik, death plague dianggap sebagai kutukan, guna-guna oleh penyihir bahkan wanita-wanita yang dituduh tukang sihir dibakar hidup-hidup.
kenapa fakta ilmiah bisa berubah seperti itu? karena ilmu berkembang ke arah yang tidak disangka-sangka. tidak ada kata absolut untuk fakta ilmiah.
sekarang HIV disebut sebagai mightiest virus in the world yang belum bisa dimusnahkan dan tidak ada obatnya, tentu menurut filsafat ilmu, pernyataan ini bersifat RELATIF dan TIDAK PASTI/TIDAK ABSOLUT, selalu dan pasti ada fakta lain yang belum diketahui.
Dalam metode ilmiah (Scientific method), semua fakta berawal dari bertanya (inquire), lalu berhipotesis, mengobservasi, Menyimpulkan, mengevaluasi hasil lalu dari hasil akan muncul kembali banyak pertanyaan. begitu seterusnya proses saintifik berlangsung, tanpa titik akhir.
Ingat pro dan kontra dalam fakta ilmiah dan faham di dunia?
evolusi vs kreasi, pro-vaksin vs anti-vaks, bumi bulat vs bumi datar, kapitalis vs sosialis, demokrasi vs komunis, climate change believer vs climate change denialist.
kenapa bisa ada pro dan kontra? karena manusia melakukan scientific method sendiri.
Ingat perkembangan ilmu yang pernah terjadi di dunia?
geosentris (bumi pusat tata surya) menjadi heliosentris (matahari pusat tata surya).
dulu geosentris diterima luas di masyarakat dan menjadi fakta ilmiah dikalangan scholar, orang-orang yang menentangnya dianggap sesat oleh gereja bahkan dihukum mati oleh kerajaan, setelah ditemukan telescope fakta yang dulu dianggap sesat -- yaitu heliosentris, sekarang diterima secara luas dan menjadi fakta ilmiah.
Contoh lain adalah death plague abad pertengahan, sebelum ditemukannya antibiotik, death plague dianggap sebagai kutukan, guna-guna oleh penyihir bahkan wanita-wanita yang dituduh tukang sihir dibakar hidup-hidup.
kenapa fakta ilmiah bisa berubah seperti itu? karena ilmu berkembang ke arah yang tidak disangka-sangka. tidak ada kata absolut untuk fakta ilmiah.
sekarang HIV disebut sebagai mightiest virus in the world yang belum bisa dimusnahkan dan tidak ada obatnya, tentu menurut filsafat ilmu, pernyataan ini bersifat RELATIF dan TIDAK PASTI/TIDAK ABSOLUT, selalu dan pasti ada fakta lain yang belum diketahui.
Jadi, ketika anda ngotot ingin jawaban pasti, anda harus camkan bahwa, fakta ilmiah itu relatif dan tidak absolut. Semua fakta ilmiah yang beredar sekarang suatu saat nanti akan berkembang, mungkin dengan sesuatu yang tidak disangka-sangka.
Kembali ke inti pertanyaan, apakah virus HIV ada atau tidak?
jawabannya: ada dan tidak ada.
Yuk, kita flashback ke beberapa tahun lalu ketika kasus HIV/AIDS ini mulai muncul.
tahun 1982, Luc Montagnier seorang ahli virologi dari Pasteur Institute di Perancis diminta untuk meneliti sebuah kasus penyakit yang pada waktu itu diberi nama GRID (Gay Related immune Deficiency), kemudian objek seluler yang saat ini disebut HIV ditemukan oleh Luc Montagnier dan diberi nama LAV (lymphadenopathy-associated virus).
Pada waktu yang tidak terlalu jauh, tim peneliti dari Amerika yang dipimpin oleh Roberto Gallo di National Cancer Institute juga meneliti spesimen dari Luc dan memberi nama HTLV-III (human T-lymphotropic virus type III)
Karena LAV (temuan Luc) dan HTLV (temuan Gallo) berasal dari spesimen yang sama maka saat itu temuan mereka diberi nama HIV (Human Immunodeficiency Virus) sebagai jawaban dari kasus GRID dimana imunitas pasien turun. Roberto Gallo kemudian mengklaim bahwa virus HIV menyebabkan AIDS dan doktrin ini diterima begitu saja oleh masyarakat dan diamini oleh komunitas kedokteran yang segera mengujicoba sebuah obat dari perusahaan farmasi yang katanya dapat mengendalikan perkembangan virus, obat ini disebut antiretroviral (ARV), pada saat itu dikenal sebagai AZT (Zidovudine).
Tahun 1990an terbongkar bahwa Roberto Gallo melakukan pemalsuan dalam klaim isolasi HIV, sebuah nota yang ditemukan di National Cancer Institute menyatakan bahwa objek yang diberi nama HTLV-III oleh Gallo tak lain dan tak bukan hanya sekumpulan objek sampah sisa dari sel-sel yang rusak (baca: Bukti Penipuan Roberto Gallo atas Klaim Isolasi HIV) maka secara langsung, Luc Montagnier didaulat sebagai penemu HIV yang kemudian dianugrahi penghargaan nobel bidang kedokteran dan fisiologi atas temuannya pada LAV (yang sekarang diberi nama HIV).
Luc Montagnier dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa sebenarnya virus HIV tidak berbahaya dan dapat dihilangkan dengan perbaikan nutrisi, dan justru kondisi AIDS yang ditakuti itu sebenarnya karena tertekannya imunitas akibat asupan makanan yang salah, termasuk akibat dari keracunan obat AIDS itu sendiri, yaitu ARV. (Baca: Wawancara Luc Montagnier: HIV dapat Sembuh dengan Perbaikan Nutrisi)
Foto saat Luc Montagnier mendapat penghargaan Nobel bidang kedokteran dan fisiologi tahun 2008 atas temuan LAV (yang sekarang disebut HIV)
Namun dunia sudah terlanjur menerima doktrin bahwa HIV menyebabkan AIDS, dimana perusahaan-perusahaan obat sudah terlanjur memproduksi massal dan memasarkan ARV ke seleuruh dunia, dimana yayasan-yayasan sudah terlanjur menerima donasi untuk penanggulangan AIDS, dimana pakar-pakar medis sudah terlanjur menyetujui secara konsensus doktrin bahwa HIV menyebabkan AIDS dan mengadakan seminar-seminar ilmiah bernilai jutaan dollar.
Mengungkap fakta bahwa ternyata HIV tidak menyebabkan AIDS berakibat pada hilangnya miliaran dollar tiap tahun yang didapat oleh perusahaan farmasi, tutupnya yayasan-yayasan penerima donasi AIDS, rusaknya kredibilitas dokter-dokter yang pernah menyetujui konsensus. seperti lingkaran setan, fakta ini ditutup-tutupi dan bahkan disebut sebagai pseudoscience (sains palsu).
Setelah fakta itu terungkap, banyak pakar-pakar medis mulai bersuara dan menentang doktrin sesat bahwa HIV menyebabkan AIDS, salah satunya Peter Duesberg, ahli biologi yang menentang bahwa HIV menyebabkan AIDS dalam bukunya Inventing AIDS Virus.
Senada dengan Duesberg, seorang ahli biokimia penemu teknik PCR (Polimerase Chain Reaction) dan peraih penghargaan nobel bidang kimia, Kary Mullis, menyatakan bahwa HIV tidak menyebabkan AIDS, dan bahkan dengan lantang menyatakan bahwa HIV itu sebenarnya hanya sebuah objek yang terdeteksi oleh pembacaan antibodi untuk membenarkan AIDS, yang artinya, virus HIV itu sebetulnya tidak ada dan hanya reaksi antibodi belaka.
Foto Kary Mullis saat setelah menerima penghargaan Nobel bidang kimia atas temuan PCR
Jadi, ketika muncul pertanyaan, apakah HIV itu ada atau tidak?
Berdasarkan paparan Luc Montagnier (penemu HIV & penerima nobel kedokteran), HIV itu ada, namun tidak menyebabkan AIDS bahkan dapat dihilangkan dengan perbaikan asupan nutrisi yang baik.
Berdasarkan paparan Kary Mullis (penemu PCR & penerima nobel kimia), HIV itu hanyalah objek belaka yang bereaksi pada pemeriksaan antibodi, patut diragukan eksistensinya.
Bahkan, fakta ilmiah mulai berkembang dan membuktikan bahwa, justru kondisi AIDS adalah reaksi dari penggunaan kimia berat yang terkandung dalam obat ARV seiiring dengan mulai bermunculannya orang-orang yang sehat bertahun-tahun setelah divonis mengidap HIV namun tanpa pernah menelan ARV.
Jadi, ini lah kenapa gerakan MAHA STAR diilhami oleh dua ilmuan yang keduanya menerima penghargaan nobel. Kami menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi yaitu:
HIV ada namun tidak menyebabkan AIDS, bahkan karena HIV dijadikan pembenaran, sudah saatnya mempertanyakan kembali, benarkah HIV ini seperti yang sekarang digembar-gemborkan? atau memang hanya sebuah objek seluler belaka?
Jawaban apapaun yang anda pilih semua itu bergantung pada nalar berpikir kritis anda dan akan mempengaruhi semua tindakan yang akan anda lakukan berikutnya.
Luc Montagnier, sang penemu HIV, penerima nobel kedokteran, menyatakan bahwa yang paling penting adalah perbaiki asupan nutrisi anda, kualitas air anda, gaya hidup sehat anda dan minimalisir tingkat stress dan kimia buatan berbahaya dalam tubuh anda. Bila anda yakin dengan fakta ilmiah ini, maka rubah lah gaya hidup anda menjadi lebih positif.
Bangkit dan Sehat bersama MAHA STAR!
A.S.
Jadi, ini lah kenapa gerakan MAHA STAR diilhami oleh dua ilmuan yang keduanya menerima penghargaan nobel. Kami menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi yaitu:
HIV ada namun tidak menyebabkan AIDS, bahkan karena HIV dijadikan pembenaran, sudah saatnya mempertanyakan kembali, benarkah HIV ini seperti yang sekarang digembar-gemborkan? atau memang hanya sebuah objek seluler belaka?
Jawaban apapaun yang anda pilih semua itu bergantung pada nalar berpikir kritis anda dan akan mempengaruhi semua tindakan yang akan anda lakukan berikutnya.
Luc Montagnier, sang penemu HIV, penerima nobel kedokteran, menyatakan bahwa yang paling penting adalah perbaiki asupan nutrisi anda, kualitas air anda, gaya hidup sehat anda dan minimalisir tingkat stress dan kimia buatan berbahaya dalam tubuh anda. Bila anda yakin dengan fakta ilmiah ini, maka rubah lah gaya hidup anda menjadi lebih positif.
Bangkit dan Sehat bersama MAHA STAR!
A.S.
0 komentar:
Posting Komentar