Setelah kekacauan stock kosong di berbagai daerah di Indonesia setiap tahun, sekarang distribusi ARV (Antiretroviral, obat yang katanya dapat menekan virus HIV) makin kacau dengan diberikannya ARV kadaluarsa pada orang-orang tervonis HIV. Dulu, waktu stok habis dimana-mana, dokter dan konselor melunak dengan bilang "tidak apa-apa stop untuk beberapa hari", dan mensubstitusi dengan regimen lain bahkan hanya vitamin C. padahal dulu mengancam dengan bahaya resistensi.
Sekarang ketika ARV kadaluarsa beredar, mereka menyatakan "masih aman dikonsumsi hingga tanggal 30". Sungguh mengherankan. Setiap ada kecacatan dalam distribusi, selalu ada pembenaran dan pemakluman, pdahal ketika awal tervonis banyak ancaman sampai menakut-nakuti.
Tidak hanya di Medan, ternyata hal ini merata di seluruh Indonesia, terbukti dengan banyaknya respon yang masuk dari para pengguna ARV yang langsung mengecek kemasannya ketika melihat informasi ini dan mendapati ARVnya sudah kadaluarsa lewat beberapa minggu bahkan bulan. Itu ARV yang diberikan beserta tempatnya masih mudah dilihat, bagaimana dengan daerah-daerah dengan stock terbatas yang hanya diberikan per 2 minggu menggunakan kantung obat? adakah jaminan ARV yang diberikan tidak kadaluarsa?
Carut marut permainan obat dari komerisalisasi isu HIV ini ternyata tidak hanya ketidakstabilan stok setiap tahun, tapi juga kekacauan distribusi, dan kelalaian (entah kesengajaan ??) oknum yang mendistribusikan obat kadaluarsa.
Lalu apa dampaknya bagi yang tetap mengonsumsi ARV kadaluarsa? Dokter yang memaklumi dengan mengizinkan tetap diminum hingga tanggal 30 tidak akan peduli dan mengatakan tidak apa-apa. Padahal, tidak kadaluarsa pun, obat kimia khususnya ARV punya efek berbahaya bagi tubuh bila dikonsumsi jangka pajang.
Dituturkan oleh FDA (Food and Drugs Administration) menyatakan bahwa obat kadaluarsa sama sekali tidak boleh diminum karena selain fungsinya menurun, juga berbahaya bagi tubuh karena kita tidak tau zat kimia itu sudah bereaksi dan akan menimbulkan efek apa bagi tubuh. berikut penuturan lengkap dalam videonya:
Program prEP (pemberian ARV pada non reaktif sebagai pencegahan) belum jalan saja sudah begini. bagaimana nanti ketika masyarakat digiring konsumsi ARV, permintaan ARV akan sangat tinggi hingga obat kadaluarsa pun dipaksakan beredar. Apakah para oknum mafia obat ingin smua orang jadi ketergantungan ARV sehingga ketika subsidi dari APBN dicabut pun, tervonis HIV rela membayar?
A.S
Sumber
Grup Mainstream ARV
Sy dpt ARV (evavirenz) exp tgl 17 dan mau nuker obatnya menurut petugas GPP sampe 2 bulan kedepan tp sy ngotot buat ganti..
BalasHapus