Puasa, Kegiatan untuk tidak makan dan minum dalam waktu tertentu sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Puasa sudah dilakukan sejak lama karena erat hubungannya dengan budaya, adat, kebiasaan dan agama.
Terlebih bagi umat Islam, puasa menjadi bagian dari ibadah yang tidak bisa dipisahkan terutama di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah momen paling ditunggu-tunggu oleh seluruh muslim di dunia. Karena selain berpuasa, seluruh amalan-amalan dan ibadah akan dilipatgandakan nilai pahalanya.
Hikmah lain dari rutin berpuasa adalah, ternyata puasa terbukti secara medis dan saintifik dapat meningkatkan imunitas loh. Sebelum adanya penelitian ini, masyarakat awam menganggap puasa yang rutin dan lama (prolonged fasting) tidak baik bagi kesehatan, merusak pola makan (karena harus makan di awal subuh dan larut malam), dan mengganggu ritme sirkadian alami. Namun, sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan di University of Southern California menyatakan bahwa puasa rutin lebih dari 3 hari (prolonged fasting) dapat memperbaiki kerusakan sistem imun dan memproduksi sel punca (stem cell) yang meregenerasi sel darah dan sel imun.
Sel punca (stem cell) adalah sel yang belum berkembang dan berpotensi untuk menjadi bermacam jenis sel baru dalam tubuh, sel punca juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak demi kelangsungan hidup organisme. Sel punca bisa berkembang menjadi sel otot, sel darah, sel otak atau sel punca kembali.
Meningkatkan Sistem Imun dan Imunitas
menurut Prof Valter Longo, Professor ahli Gerontologi dan ilmu hayati di University of California. menyatakan bahwa ketika kita lapar, maka sistem dalam tubuh akan mencoba untuk menghemat energi dengan menggunakan simpanan glukosa dan lemak juga merombak banyak sel imun yang tidak diperlukan, terutama sel yang rusak.
Dengan puasa berkelanjutan, jumlah sel darah putih memang akan menurun, namun ketika kita berbuka puasa maka sel darah putih akan diperbarui dan naik kembali jumlahnya. dari mana hal itu dapat terjadi?
Hal itu terjadi karena adanya regenerasi sel darah putih dan sel imun berbasis sel punca melalui sistem hematopoietis (sistem pembentukan sel darah). Sehingga sel imun dan sel darah putih yang sudah rusak akan diperbarui kembali. Hal ini tentu akan meningkatkan imunitas orang tersebut.
Prof Longo juga menemukan bahwa puasa berkelanjutan juga mengurangi enzim PKA, enzim yang berhubungan dengan penuaan dan hormon yang meningkatkan resiko pertumbuhan kanker dan tumor.
Memperbaiki Kerusakan Akibat Efek Samping Kemoterapi
Fakta lain yang ditemukan peneliti adalah bahwa puasa berkelanjutan dapat melindungi pasien kanker dari efek buruk kemoterapi.
Hasil uji klinis telah dilakukan pada grup kecil pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi. Meraka melakukan puasa selama 72 jam dan ternyata hasilnya puasa dapat melindungi dan memperbaiki kerusakan karena efek dari kemoterapi. Dimana biasanya, pasien kanker yang melakukan kemoterapi akan mengalami kerusakan sel-sel lainnya, bahkan merusak organ tubuh yang sehat.
Menurut Prof. Longo, puasa tidak hanya melindungi sel dan organ sehat dari efek samping kemoterapi, tapi juga membantu meningkatkan imunitas dalam melawan kanker itu sendiri. Namun menurutnya, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan melibatkan aspek dari segi bahan makanan dan gizi dan dilakukan dibawah pengawasan dokter dan ahli gizi.
Penelitian ini didukung oleh the National Institute of Aging of the National Institutes of Health (grant numbers AG20642, AG025135, P01AG34906)
dan uji klinis didukung oleh the V Foundation and the National Cancer Institute of the National Institutes of Health (P30CA014089).
Hikmah
Ternyata puasa berkelanjutan seperti puasa Ramadhan tidak hanya menambah amalan dan pahala berlipat yang Allah janjikan, tapi juga memberikan bonus kesehatan bagi yang melakukannya dengan benar, yaitu peningkatan imunitas dan pelindung dari efek samping kemoterapi pada pasien kanker.
Namun sayangnya, banyak orang yang lebih memilih meninggalkan puasa demi menjaga jam minum obat yang mengikat, memaksa, dan menyiksa dengan kekhawatiran imunnya akan drop dan virusnya akan resisten. Padahal, dengan melakukan puasa ramadhan justru memberi keberkahan sisa usia, menambah bekal pahala kelak dan menyehatkan tubuh yang rusak dan sakit.
Masih berpikir untuk meninggalkan puasa wajib yang Allah perintahkan hanya demi kewajiban minum obat yang diperintahkan dokter?
Kalau masih, anda perlu merenungkan, kesehatan dan kesembuhan itu datangnya dari siapa?
Bangkit bersama MAHA STAR!
Sumber: